Pesan CEO Tokopedia untuk Milenial: Gagal yang Banyak Mumpung Masih Muda

JAKARTA, iNews.id - Co-founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya menilai, anak muda harus banyak gagal. Di ujung kegagalan, kata William, pasti ada kesuksesan.

Dia menuturkan pengalaman saat membangun Tokopedia hingga menyandang status unicorn. Saat ini, valuasi perusahaan e-commerce itu sudah mencapai 7 miliar dolar AS.

Baca Juga

Purbaya Siap Beri Insentif Investor Ritel Setelah Ada Tindakan Tegas Soal Saham Gorengan

William menilai, Tokopedia dibangun dari kegagalan. Selama dua tahun berdiri, Tokopedia kesulitan mencari modal hingga pegawai.

"Saya memulai Tokopedia dengan kegagalan, dua tahun cari modal selalu gagal, berusaha membangun grup network juga gagal, mencari pegawai pun gagal semua," tutur William saat menjadi narasumber di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (29/10/2019).

Baca Juga

OVO dan Bigo Jadi Pendatang Baru, Ini Daftar 11 Unicorn di Asia Tenggara

Pria asal Sumatra Barat itu mengatakan, ide mendirikan Tokopedia bermula pada 2007 bersama sahabatnya, Leontinus Alpha Edison. Namun, mal online itu baru bisa diwujudkan pada 2009.

Menurut William, ada banyak hal yang bisa dipelajari dari setiap kegagalan. Saat itu, dia memulai bisnis pada usia 26 tahun sehingga ada banyak waktu untuk memperbaiki kesalahan saat gagal.

"Saya beruntung sekali memulai usaha di usia yang relatif muda, dalam kegagalan itu jadi belajar banyak hal," katanya.

Oleh karena itu, dia berpesan kepada milenial untuk berani mencoba hal baru sekaligus berani menghadapi kegagalan. Dia yakin anak muda Indonesia sangat kreatif sehingga memiliki potensi tinggi untuk terus berinovasi.

"Kuota kegagalan bisa habis, jadi gagal-lah sebanyak-banyaknya mumpung masih muda," ujar dia.

Menurutnya, anak muda seringkali menahan untuk menggapai mimpi karena setiap hari hanya mencari 1.001 alasan. Padahal yang perlu dilakukan hanya mencari satu alasan untuk bisa mencapai mimpi itu.

"Kita hanya perlu cari satu alasan untuk bisa, maka kita akan bisa (melakukannya)," ucapnya.

Editor: Rahmat Fiansyah