Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Temu Virtual dengan Keir Starmer, RI-Inggris akan Bangun 1.000 Kapal Penangkap Ikan
Advertisement . Scroll to see content

PM Inggris Liz Truss Mundur, Sri Mulyani: Bukti Kondisi Ekonomi Berpengaruh terhadap Politik

Jumat, 21 Oktober 2022 - 18:04:00 WIB
PM Inggris Liz Truss Mundur, Sri Mulyani: Bukti Kondisi Ekonomi Berpengaruh terhadap Politik
PM Inggris Liz Truss mundur, Menkeu Sri Mulyani sebut bukti kondisi ekonomi berpengaruh terhadap politik. (Foto: tangkapan layar)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi ekonomi berpengaruh terhadap kondisi politik suatu negara. Sebagai contoh mundurnya Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss yang baru menjabat selama 45 hari. 

"Di Inggris, kita bisa melihat karena tekanan ekonomi dan inflasinya yang tinggi, menteri keuangannya diganti, bahkan PM-nya turun. Ini bukti bahwa kondisi ekonomi berpengaruh terhadap kondisi politik," kata dia dalam konferensi pers APBN KITA edisi Oktober 2022 di Jakarta, Jumat (21/10/2022). 

Dia menuturkan, situasi dunia saat ini penuh dengan ketidakpastian dan sedang tidak baik-baik saja. Lingkungan global bergejolak, di mana harga komoditas utama dunia melonjak tinggi sehingga berdampak pada perekonomian, dan volatilitasnya yang tinggi imbas perang Rusia-Ukraina. 

"Gejolak geopolitik ini sudah mengganggu sisi pasokan dan distribusi karena menyebabkan harga komoditas menjadi tinggi dan gampang sekali bergejolak. Tingginya harga-harga komoditas ini kemudian juga memicu tingginya inflasi di berbagai negara," tuturnya.

Dia juga mewaspadai Bank Sentral AS (The Fed) yang semakin agresif menaikkan suku bunga untuk merespons tingginya inflasi sana. Diperkirakan suku bunga AS akan terus dikerek, sehingga akan berdampak di seluruh dunia.

Adapun gejolak inflasi di Eropa yang mencapai level 10, terutama di harga energi yang kemudian memicu gejolak dan tekanan sosial. Negara-negara emerging markets juga masih mengalami inflasi, seperti Brasil sebesar 8,7 persen, Meksiko 8,7 persen, India 7 persen, dan Indonesia 6 persen.

"Maka dari itu perlu respons kebijakan moneter untuk menstabilkan harga, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan menetapkan likuiditas. Outlook perekonomian global menjadi melemah seiring kenaikan harga dan pengetatan kebijakan moneter," tutur dia. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut