Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Polisi Isi Jabatan di Kementerian P2MI, Wamen Dzulfikar Ungkap Punya Peran Penting
Advertisement . Scroll to see content

PMI Manufaktur Indonesia September Naik, Terkuat dalam 8 Bulan

Selasa, 04 Oktober 2022 - 08:36:00 WIB
PMI Manufaktur Indonesia September Naik, Terkuat dalam 8 Bulan
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pendorong PMI Manfaktur Indonesia naik di September 2022. (Foto: dok Kemenperin)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,7 pada September 2022, naik dibanding Agustus sebesar 51,7. Hasil survei S&P Global menunjukkan ekspansi sektor manufaktur Indonesia tersebut menjadi yang terkuat dalam delapan bulan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, PMI Manufaktur Indonesia yang kembali meningkat pada bulan lalu menunjukkan kinerja sektor industri yang semakin membaik dan menunjukkan perkembangan yang stabil. 

"Antara lain adanya efisiensi karena pemanfaatan teknologi, peningkatan kemampuan SDM industri, dan kemudahan akses terhadap bahan baku,” kata dia di Jakarta, dikutip Selasa (4/10/2022).

Selain itu, aktivitas produksi berperan penting terhadap naiknya PMI, yang didukung oleh peningkatan permintaan, terutama dari dalam negeri. Dia menjelaskan, terjaganya rantai pasok di sektor industri mendukung peningkatan pada produktivitas. Upaya ini terus dipacu melalui kebijakan yang strategis guna mendongkrak daya saing industri nasional. 

Adapun peningkatan produksi dapat dilihat pada industri elektronika, industri bahan galian nonlogam, serta industri mesin dan perlengkapan YTDL. Di industri elektronika, kenaikan terutama terjadi pada produksi produk laptop untuk memenuhi permintaan realisasi belanja pemerintah dan pemerintah pusat yang mewajibkan pembelian Produk Dalam Negeri (PDN). 

Sedangkan kenaikan produksi industri bahan galian nonlogam yang meliputi produk semen, keramik, dan kaca dipengaruhi meningkatnya permintaan kebutuhan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, serta properti oleh pengembang. 

“Selain itu, juga terdapat belanja pemerintah yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk bantuan sosial,” ujarnya.

Sementara itu, S&P Global melihat adanya penurunan permintaan asing pada perusahaan-perusahaan Indonesia yang disurvei. Terkait hal itu, Menperin berpendapat, penurunan ekspor terjadi karena negara-negara tujuan seperti China, Amerika Serikat, maupun negara-negara Eropa mengalami inflasi yang mengakibatkan tekanan terhadap ekspor beberapa produk manufaktur Indonesia. Meski demikian, ekspor CPO dari Indonesia sudah normal kembali.

Meningkatnya permintaan pada September 2022 juga mendukung pertumbuhan indeks-indeks lain, seperti ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian. Kondisi ini terbantu oleh menurunnya inflasi serta biaya output. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut