Prancis Bakal Bangun 14 Reaktor Nuklir
PARIS, iNews.id - Prancis mengumumkan rencananya untuk membangun 14 reaktor nuklir baru. Ini dilakukan dalam upaya untuk membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan menyediakan peyangga terhadap harga energi yang bergejolak.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Prancis akan membangun 6 reaktor nuklir dan mempelajari kemungkinan untuk mengoperasikan 8 reaktor lagi.
"Mengingat kebutuhan listrik, juga kebutuhan untuk mengantisipasi transisi dan akhir dari armada yang ada, yang tidak bisa diperpanjang tanpa batas, hari ini kamu akan meluncurkan program reaktor nulklir baru," kata dia pada Kamis (10/2/2022) waktu setempat, dikutip dari CNN, Sabtu (12/2/2022).
Konstruksi akan dimulai pada 2028, dan reaktor baru pertama dioperasikan pada 2035. Ini bertentangan dengan kebijakan Macron sebelumnya, yang telah berjanji empat tahun lalu untuk menutup 12 reaktor nuklir.
Prancis terpaksa beralih ke tenaga batu bara musim dingin ini untuk memenuhi kebutuhan energinya setelah lebih dari seperlima reaktor nuklir negara itu mati.
Prancis bukan satu-satunya negara di Eropa yang berjuang di musim dingin saat ini karena harga gas melonjak mencapai rekor. Konsumen yang kesulitan di Prancis mendapatkan bantuan dari pemrintah.
Menteri Transisi Energi Prancis Barbara Pompili mengatakan, perubahan kebijakan nuklir diperlukan karena percepatan situasi energi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Untuk memiliki lebih banyak listrik, kita perlu menghasilkan lebih banyak. Bahkan jika kita banyak mengembangkan energi terbarukan, kita memiliki sektor nuklir yang merupakan 70 persen dari pasokan listrik kita, kita harus menggunakan sektor ini sebanyak mungkin," tutur Pompili kepada afiliasi CNN, BFMTV.
Tenaga nuklir adalah sumber energi rendah karbon. Tetapi pembangkit nuklir terkenal mahal untuk dibangun, dan konstruksinya cenderung menghabiskan anggaran dan waktu. Belum lagi limbah radioaktif yang dihasilkan.
Terlepas dari keterbatasan itu, beberapa analis berpendapat teknologi memiliki peran besar dalam mengatasi perubahan iklim. Badan Energi Internasional menyatakan, pembangkit listrik tenaga nuklir harus lebih dari dua kali lipat antara tahun 2020 hingga 2050 dalam mengejar nol bersih emisi.
Komisi Eropa dikritik awal bulan ini ketika meluncurkan proposal untuk menunjuk sumber energi berkelanjutan dari gas alam dan tenaga nuklir.
Editor: Jujuk Ernawati