Presiden Jokowi Prioritaskan Pengusaha Dalam Negeri Investasi di IKN
JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, saat ini pemerintah masih memprioritaskan pelaku usaha dalam negeri untuk berinvestasi ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada periode pembangunan tahap awal. Hal ini mengingat ketersediaan lahan pada pembangunan tahap awal ini berada paling dekat dengan pusat pemerintahan.
Dengan begitu, nantinya para pelaku usaha dalam negeri diharapkan mampu mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari investasi yang dilakukan.
"Kalau jalan tol, airport (bandara) selesai, saya yakin kalau yang terlambat memulai investasinya di IKN bapak ibu akan ketinggalan. Saya sampaikan pada Kepala Otorita dahulukan investor dalam negeri," ujar Jokowi dalam sambutannya pada acara Groundbreaking Pakuwon di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (1/11/2023).
Kepala Negara menambahkan, jika sudah tidak ada lagi investor dalam negeri yang berkontribusi terutama pada pembangunan tahap awal hingga tahun 2024, maka pemerintah akan membuka kesempatan investasi dari luar negeri.
"Tapi kalau mentok dan sudah tidak ada (pelaku usaha dalam negeri) kita akan keluarkan jurus yang dari luar, karena sudah beberapa bulan lalu dari Singapura ada 130 investor datang," tuturnya.
Menurut Jokowi, saat ini minat investor asing melihat proyek IKN ini cukup antusias untuk menanamkan modalnya. Bahkan dikatakan Jokowi ada ratusan pengusaha dari berbagai negara yang siap untuk melakukan investasi di IKN.
Dari beberapa pertemuan yang sempat dilakukan sebelumnya, Jokowi menyebutkan setidaknya pelaku usaha dari Singapura sudah ada 130 calon investor, Korea 30 calon investor, Jepang sekitar 30 calon investor.
"Dari Singapura jauh-jauh kesini melihat (IKN) kalau tidak minat untuk apa?," ucapnya.
Pembangunan ibu kota baru ini memang direncakan bakal banyak mengandalkan pendanaan dari investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan komposisi pembiayaannya, APBN hanya berkontribusi sebesar 20 persen dan sisanya dibebankan kepada pelaku usaha.
Editor: Aditya Pratama