Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Denny Indrayana Gabung Tim Kuasa Hukum Roy Suryo Cs di Kasus Fitnah Ijazah Jokowi
Advertisement . Scroll to see content

Presiden Jokowi Tegaskan Dirinya Bukan Sekali Dua Kali Naik KRL

Jumat, 08 Maret 2019 - 14:25:00 WIB
Presiden Jokowi Tegaskan Dirinya Bukan Sekali Dua Kali Naik KRL
Presiden Joko Widodo saat berdesak-desakan dengan pengguna KRL Commuterline, Rabu (6/3/2019) lalu. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal aksinya berdesak-desakan di KRL Commuterline beberapa hari lalu. Dia menegaskan, bukan sekali dua kali dirinya naik moda transportasi massal itu.

Presiden menyebut, keputusannya naik KRL pada Rabu (6/8/2019) lalu dilakukan usai menghadiri sebuah acara di Jakarta Selatan dan hendak pulang ke Istana Bogor. Sebelumnya, dia mengaku naik KRL bukan pada jam-jam sibuk.

"Hanya saya naiknya pasti siang atau pukul 10.00 atau pukul 14.00, jadi pada posisi yang tidak banyak yang naik, ya ramai tapi sepi gitu, masih bisa duduk,” kata Presiden dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Jumat (8/3/2019).

Dia mengaku sering mendengar keluhan bahwa kereta KRL sangat sesak pada jam-jam sibuk seperti masyarakat saat berangkat atau pulang kerja. Atas dasar itulah, dia spontan ingin mencoba KRL saat jam sibuk pulang kerja.

“Nah, itu dadakan saja, pas kemarin acara ada yang menyampaikan itu kan, dadakan saya, sudah langsung loncat naik di (Stasiun) Tanjung Barat, di dekat Lenteng Agung,” ucapnya.

Dia sengaja menaiki KRL di jam-jam sibuk untuk mengetahui persoalan langsung dari pengguna KRL. Saat menaikinya, dia mengaku merasakan kondisi yang sebenarnya.

“Mau bergerak saja tidak bisa, terutama yang dari Jakarta ke Depok itu mau bergerak saja tidak bisa,” kata Presiden.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mendapatkan usulan dari pengguna KRL untuk menambah gerbong kereta. Namun, menurut dia, kalau menambah gerbong berarti akan menciptakan kemacetan di jalan umum karena banyak persimpangan yang dilewati. Untuk itu, kuncinya ada di jalur kereta layang (elevated).

“Itu saja, memang biaya besar tapi tidak ada jalan lain selain itu,” kata dia.

Selain KRL, Presiden menilai, perlu dibangun moda transportasi lain sebagai alternatif KRL. Misalnya, MRT dan LRT. Dia menyebut, moda transportasi massal di Jabodetabek terlambat dibangun, sehingga warga tidak bisa menikmati transportasi publik dengan nyaman.

"Ya tadi pas jam-jam seperti itu coba, mau goyang 1 senti saja tidak bisa. Kita bisa agak longgar, agak longgar itu pun masih berdiri, itu setelah dari Depok menuju Bogor karena yang turun sudah agak banyak,” tuturnya.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut