Produsen Sebut Kenaikan Harga Tempe Pelan tapi Pasti, Ini Pemicunya
JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengungkapkan, harga tahu dan tempe naik dipicu naiknya harga kedelai di Amerika Serikat (AS).
"Saat ini harga komoditas kedelai sedang mengalami kenaikan, kalau dilihat saat Juli 2021 kemarin mencapai 14 dolar AS atau setara dengan Rp8.924 per kilogram landed price per bushel sementara harga bulan sebelumnya 13 dolar AS per bushel. Ini kenaikan pelan tapi pasti," kata Aip, Selasa (11/1/2022).
Dia menuturkan, jika harga kedelai di Indonesia dibanderol Rp10.000-10.500 per kilogram (kg), itu masih batas wajar. Pasalnya, harga tersebut sudah termasuk biaya transportasi.
Begitu pun dengan harga tempe kepada konsumen. Akibat bahan bakunya merangkak naik, harga jual tempe kini dibanderol pada kisaran Rp14.000-16.000 per kg.
Terkait hal tersebut, Gakoptindo berharap, Kementerian Perdagangan dapat menginformasikan naiknya harga tempe ke masyarakat. Dengan begitu masyarakat dan pedagang tidak terkejut dengan perubahan harga yang terjadi.
"Kami minta tolong ke Kementerian Perdagangan untuk mengekspos ke masyarakat bahwa naiknya tempe ini wajar. Jadi masyarakat dan pedagang di pasar bisa ngerti kalau ini (tempe) dinaikkan harganya," tutur dia.
Dia pun memprediksi kenaikan harga tersebut juga karena menjelang perayaan hari raya Imlek, di mana permintaan di China naik, diproyeksikan menembus 90-100 juta ton.
"Estimasi saya ini karena mau Imlek. Jadi permintaan China itu yang bisanya 65 juta ton, nanti bisa sampai 90-100 juta ton," tuturnya.
Editor: Jujuk Ernawati