Proyek Silicon Valley Ala Indonesia Kemungkinan Mangkrak
JAKARTA, iNews.id - Kepala Center of Innovation and Digital Economy INDEF, Nailul Huda, mengatakan proyek Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat, kemungkinan akan mengalami mangkrak. Saat ini pembangunan Silicon Valley Indonesia itu ditangani langsung oleh BUMN Konstruksi, PT Amarta Karya (Persero).
Menurut Nailul, penyebab utama mangkraknya proyek industri 4.0 adalah dari sisi kesiapan, karena masih ada persoalan mendasar yang harus diselesaikan terlebih dahulu oleh pemerintah.
"Berbagai permasalahan mendasar harus diperbaiki terlebih dahulu karena sangat berpotensi sekali bukit algoritma mangkrak dan bisa seperti proyek lainnya yang pemanfaatannya tidak maksimal, seperti Bandara Kertajati yang hanya menjadi bengkel pesawat," ujar Huda dalam webinar, Kamis (15/4/2021).
Persoalan mendasar yang dimaksud adalah ekosistem research and development (R&D) Indonesia yang tercatat masih sangat rendah karena beberapa kondisi yang memberatkan.
Pertama adalah proporsi dana R&D terhadap PDB masih sangat rendah. Kedua, produk high-tech Indonesia masih sangat sedikit. Kedua, SDM-nya juga belum mencukupi untuk masuk ke dalam industri 4.0.
Hal ini tampak dari ketimpangan digital yang masih tinggi dalam skill dan penggunaan produk digital. Selain itu, dia mencatat bahwa inovasi Indonesia berada di posisi ke-4 terburuk se-ASEAN.
ICOR Indonesia masih berada di angka 6.7, karena modal yang masuk ke Indonesia semakin tidak efisien dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Ongkos inovasi juga semakin mahal.
Nailul mencontohkan, China dan Vietnam sebagai negara yang berhasil menjadikan dana R&D sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. "Jumlah peneliti di Indonesia masih sangat rendah, hanya 216 dari 1 juta penduduk,"
Sementara itu, hasil paten Indonesia juga rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, proporsi penduduk Indonesia yang ahli dalam pemrograman komputer pun masih sangat rendah, hanya 3,5 persen dari penduduk muda dan dewasa.
"Indonesia hanya unggul dari Thailand dan Filipina. Maka dari itu, masih terdapat selisih antara penawaran dan permintaan tenaga kerja sektor ICT, khususnya untuk pekerjaan data dan analisa dan pemrograman di industri fintech," tutur .
Editor: Jeanny Aipassa