Puluhan Perusahaan Global Siap Kabur, Ekonomi Rusia Makin Terpuruk
JAKARTA, iNews.id - Sanksi Barat ke Rusia membuat perekonomian negara itu semakin terpuruk. Pasalnya, puluhan perusahaan global siap kabur menyusul sanksi Barat ke Rusia.
Dikutip dari Reuters, Kamis (3/3/2022), puluhan perusahaan global mantap menghentikan aktivitas bisnis bahkan siap hengkang dari Rusia, menyusul sanksi Barat.
Deretan perusahaan global itu, bergerak di berbagai sektor mulai dari industri otomotif, pesawat, energi, teknologi, hingga sepatu.
Dari data yang dihimpun iNews.id, perusahaan global yang telah mengumumkan penutupan operasi dan balak hengkang dari Rusia, antara lain:
1. General Motors
2. BMW
3. Harley Davidson
4. Ford
5. Mitsubishi Motors
6. Boeing
7. Airbus
8. Total Energies
9. British Petroleum (BP)
10. Shell
11. Exxon Mobil
12. Siemens
13. FedEx
14. DHL
15. Adidas
16. Nike
17. Puma
18. H&M
19. Nokia
20. Dell
21. Ericsson
22. Apple
23. Microsoft.
Perusahaan otomotif General Motors (GM) dan BMW telah mengumumkan akan menghentikan ekspor mobil mereka ke Rusia hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Langkah serupa juga dilakukan Mitsubishi Motors, Harley Davidson dan Ford yang berhenti beroperasi hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Sementara perusahaan pembuat pesawat, Boeing dan Airbus, menyatakan akan menghentikan pengiriman suku cadang dan dukungan teknis-mekanis untuk penerbangan Rusia.
Di bidang energi, Total Energies mencabut investasinya, British Petroleum (BP) telah mengumumkan akan melepas 19,75 persen saham di Rosneft, sedangkan Shell dan Exxon Mobil hengkang dari Rusia.
Di bidang fesyen, Adidas, Nike, Puma, dan H&M menyetop penjualan produk mereka di sana sementara. Penjualan produk teknologi seperti Apple, Microsoft, Dell, Ericsson dan Nokia juga dihentikan.
Demikian pula dengan Siemes yang ikut menunda aktivitas bisnis dan pengiriman internasional ke Rusia. FedEx hingga DHL pun menyetop pengiriman barang ke negara ini.
Masyarakat Rusia juga terancam tak bisa menikmati tayangan hiburan dari studio Disney, Warner Bros dan Sony Pictures Entertainment karena mereka menangguhkan peluncuran film baru di Rusia.
Editor: Jeanny Aipassa