PUPR Alihkan Pembangunan Tol Bocimi ke Hutama Karya, Ini Alasannya
JAKARTA, iNews.id - Kementerian PUPR mengalihkan proyek pembangunan tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) ke PT Hutama Karya (Persero). Sebelumnya, proyek pembangunan tol Bocimi digarap oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Menurut Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja pengalihan proyek pembangunan itu didasari oleh kondisi keuangan Waskita yang dinilai masih berat untuk menyelesaikan proyek jalan tol tersebut. Mengingat skema pembangunan itu merupakan investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
"Itu kebijakan pemerintah, dialihkan, kalau tidak kan Waskita berat melanjutkan investasi," kata Endra kepada MNC Portal dikutip Rabu (19/7/2023).
Endra menjelaskan saat ini progres pengalihan konstruksi tersebut dalam tahap pembuatan PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) baru. Pasalnya, Waskita perlu menutup PPJT sebelumnya ketika proyek tersebut diambil alih oleh HK.
Sehingga, kata Endra, nantinya HK bukan hanya mendapatkan tugas untuk menyelesaikan konstruksinya saja. Namun, juga sekaligus menjadi operator jalan tol tersebut.
"Itu nanti diteruskan HK, kan tinggal dialihkan PPJT, dititup, kemudian dibuat PPJT baru. Itu kan Investasi, iya (operator) HK, kecuali kalau Waskita jual juga (ruas Bocimi), berarti bisa juga apa INA atau HK yang beli," ucap dia.
Oleh karena itu, Endra menggakan HK lebih cocok untuk mengambil alih proyek tol Bocimi dibandingkan dengan BUMN lain, seperti Jasa Marga dan lainnya. Karena bukan hanya menjadi operator jalan tol, tapi juga harus menyelesaikan konstruksinya terlebih dahulu.
"Kan sekarang memang core bisnis HK di Jalan tol. Kan (Bocimi) harus ada konstruksinya juga, jadi Konstruksi, kemudian mengoperasikan itu HK, kalau Jasa Marga kan dia lebih mengoperasikan, ini kan belum ada jalan tolnya," tutur Endra.
Di samping itu, menurutnya saat ini kondisi keuangan HK juga dinilai cukup sehat. Terlebih pasca cairnya PMN (Penyertaan Modal Negara), ditambah hasil divestasi dua ruas tol di Trans Sumatera senilai Rp20 triliun. Hal itu membuat HK juga lebih dipercaya untuk menyelesaikan proyek tol Bocimi hingga Sukabumi Barat.
"Jadi HK selain yang Bocimi dia juga bisa ngerjain yang lain-lain, itu kan tergantung Pemerintah. Utamanya kalau PMN untuk Trans Sumatera, tapi bisa juga ambil alih ruas di Jawa, contohnya Bocimi dan lainnya," kata dia.
Editor: Puti Aini Yasmin