Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menko Airlangga Ungkap RI Punya Daya Tarik Investasi yang Kuat, Ini Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Realisasi Investasi Industri Manufaktur Tembus Rp365 Triliun di Kuartal III 2022

Rabu, 26 Oktober 2022 - 10:35:00 WIB
Realisasi Investasi Industri Manufaktur Tembus Rp365 Triliun di Kuartal III 2022
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Realisasi investasi atau penanaman modal di sektor industri manufaktur menembus angka Rp365,2 triliun pada kuartal III 2022. Capaian tersebut meningkat 54 persen dibandingkan Rp236,8 triliun pada periode sama tahun lalu.  

Menurut Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, realisasi penanaman modal tersebut menunjukkan Indonesia masih dipercaya menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku industri manufaktur nasional maupun global. 

“Kepercayaan diri para investor di sektor industri ini harus tetap dijaga, yang didukung dengan berbagai kebijakan strategis,” kata Agus Gumiwang, di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor industri manufaktur memberikan kontribusi sebesar 40,9 persen terhadap total investasi yang mencapai Rp892,4 triliun pada periode Januari-September 2022. 

Secara kumulatif, investasi di Indonesia tumbuh 35,3 persen (yoy), dan selama kuartal III 2022 telah berhasil mencapai 74,4 persen dari target Rp1.200 triliun pada tahun 2022.

Untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) di industri manufaktur sebesar Rp104,9 triliun. Adapun subsektor yang memberikan andil paling besar adalah industri makanan senilai Rp38 triliun atau menyumbang 9,2 persen dari total realisasi PMDN yang mencapai Rp413,1 triliun.

Sedangkan penanaman modal asing (PMA) di industri manufaktur mencapai Rp260,3 triliun. Subsektor yang menyokong paling besar adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya hingga menyentuh 8,5 miliar dolar AS atau berkontribusi 25,3 persen dari seluruh realisasi PMA yang berada di angka Rp479,3 triliun.

“Di tengah situasi dunia saat ini yang dilanda krisis pangan, energi, hingga finansial, semua negara sedang berlomba-lomba berebut investasi. Alasannya, karena dengan investasi ini ada peningkatan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan devisa,” ujar Agus Gumiwang.

Terkait dengan itu, lanjutnya, pemerintah fokus menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif dengan menjaga stabilitas ekonomi dan politik yang baik di dalam negeri. 

“Apalagi, berbagai indikator penting pembangunan terus menunjukkan perbaikan, dan ini menandakan optimisme bagi kita semua untuk melakukan percepatan pemulihan dan pertumbuhan sehingga mampu menuju transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Agus Gumiwang.

Dia menjelaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, hilirisasi industri menjadi salah satu kunci kemajuan perekonomian Indonesia. Pasalnya, kebijakan hilirisasi akan berkontribusi signifikan terhadap pemasukan negara melalui pajak ekspor, royalti, pendapatan negara bukan pajak (PNBP), dan dividen.

“Sebagai gambaran, saat masih diekspor dalam bentuk bahan mentah, kontribusi komoditas nikel nilainya sekitar Rp15 triliun dalam setahun. Setelah masuk ke industrialisasi, nilainya melompat tajam menjadi 20,9 miliar dolar AS atau setara Rp360 triliun,” jelas Menperin.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, pada triwulan III tahun 2022, investasi sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya mencapai Rp44 triliun. 

Nilai investasi tersebut memberikan kontribusi paling tinggi (14,3 persen) terhadap realisasi total investasi di triwulan III-2022 sebesar Rp307,8 triliun. 

“Kami meyakini peningkatan investasi di sektor tersebut berkorelasi dengan kebijakan pemerintah dalam memacu hilirisasi industri, khususnya sektor pertambangan," tutur Agus Gumiwang.

Dia menambahkan, hal itu berarti pemerintah sangat konsisten sekali bahwa realisasi investasi tidak hanya didorong oleh sektor jasa, tetapi sudah membangun industri hilirnya sehingga memperdalam struktur manufaktur kita agar bisa lebih berdaya saing.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut