Resmi Melantai di Bursa, Wulandari Bangun Laksana Optimistis Kembangkan Balikpapan Superblok
JAKARTA, iNews.id - PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) optimistis mengembangkan Balikpapan Superblok setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (8/11/2022).
Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estat berbasis di Balikpapan, Kalimantan Timur, semakin siap memacu kinerja dengan merealisasikan sejumlah rencana bisnis setelah melaksanakan penawaran umum perdana atau IPO.
Menurut Direktur Operasional Wulandari Bangun Laksana, Tjia Daniel Wirawan, saat ini perseroan memiliki dan mengelola kawasan dengan nama Balikpapan Superblock. Ini merupakan kawasan komersial terpadu dan hunian dengan luas 14 Hektar.
“Konsep pengembangan kami adalah pengembangan properti berskala besar yang terdiri dari ritel, hunian dan area
komersial dalam sebuah komplex bangunan yang dirancang dengan mengusung tema One Stop Living,” ujar Tjia, dalam keterangan dikutip Rabu (9/11/2022).
Dia menjelaskan, dalam menjalankan bisnisnya, Wulandari Bangun Laksana memiliki visi menjadi perusahaan benchmark property di Balikpapan yang berskala nasional dan berkualitas internasional.
Adapun misi yang diusung yakni berkomitmen membangun produk dan pelayanan yang berkualitas dan bernilai tambah untuk kepuasan konsumen (pembeli, penyewa, penghuni, pengunjung).
Terkait dengan itu, perseroan terus membangun dan melatih SDM yang berkualitas, agar berdampak positif kepada pembangunan kota dan lingkungan serta mendukung visi kota Balikpapan: Kubangun, Kujaga, dan Kubela.
Sebagai informasi, Wulandari Bangun Laksana memiliki pusat perbelanjaan yang disewakan bernama Mall Ewalk dan Mall Pentacity Shopping Venue, penyewaan gedung perkantoran yang bernama PAM Tower gedung yang disewakan menjadi hotel bintang 5 yaitu Grand Jatra Hotel, Astara Hotel, dan hotel bintang 2 yaitu J-Icon Hip Hotel.
Tjia mengungkapkan, dari semua bisnis yang dijalankan ini, Wulandari Bangun Laksana pada tahun 2019 hingga Maret 2022 mengalami kecenderungan peningkatan yang cukup signifikan.
"Kenaikan ini terutama disebabkan karena adanya penilaian kembali atas aset tetap dan aset properti investasi yang dimiliki Perseroan,” kata Tjia.
Secara fundamental, lanjutnya, perseroan menunjukkan performa positif dan daya tahan sebelum dan selama pandemi. Rasio EBITDA Margin Perseroan, misalnya, selama tiga tahun terakhir dari tahun 2019 hingga 2021 masing-masing sebesar 3,5 persen, 29,4 persen dan 494,3 persen.
Terkait dengan itu, Tjia optimistis prospek saham BSBK ke depan tetap positif seiring dengan fundamental perseroan yang baik dan pengembangan bisnis yang berkesinambungan.
"Kami optimis, saham BSBK ke depan sangat menarik untuk investor selain fundamental yang bagus dan berkesinambungan, status Perusahaan yang sedang dalam mode ekspansi, serta prospek pengembangan bisnis juga terbuka lebar," tutur Tjia.
Seperti diketahui, Wulandari Bangun Laksana resmi melantai di bursa setelah melepas sebanyak 2,750 miliar lembar saham dalam IPO. Itu mencapai 12,09 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pasca IPO.
Adapun harga saham IPO BSBK sebesar Rp100 per saham. Dengan demikian. Perseroan dapat menghimpun dana sekitar Rp275 miliar.
Pada saat perdagangan perdana, saham BSBK mengalami auto reject atas (ARA). Itu karena harganya mengalami kenaikan hingga 35 persen.
Editor: Jeanny Aipassa