Respons Manajemen BCA soal Isu Pembobolan Rekening Nasabah Rp70 Miliar
JAKARTA, iNews.id - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA buka suara terkait isu pembobolan dana senilai Rp70 miliar dari Rekening Dana Nasabah (RDN) sebuah sekuritas.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn menegaskan, sistem keamanan BCA tetap solid dan tidak ada kerugian finansial yang dialami oleh nasabah.
"Dapat kami pastikan bahwa sistem di BCA aman, dan tidak ada kerugian finansial yang dialami nasabah," ujar Hera dalam keterangan resmi dikutip, Sabtu (13/9/2025).
Hera menambahkan, saat ini BCA tengah bekerja sama dengan sekuritas tersebut untuk melakukan investigasi mendalam terkait isu yang beredar.
BCA berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak terkait, termasuk pihak berwenang, untuk menuntaskan kasus ini.
"BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis, serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah," tuturnya.
Sebelumnya, beredar isu yang menyebutkan dana tersebut dibobol dari RDN Panca Global Sekuritas yang ditempatkan di BCA.
Adapun PT Panca Global Sekuritas (PGS), anak usaha PT Panca Global Kapital Tbk melaporkan telah terjadi penarikan dana secara tidak normal pada RDN pada 9 September 2025.
Kejadian ini melibatkan pengalihan dana ke luar rekening yang telah terdaftar (whitelist) melalui dugaan penggunaan BCA Klik Bisnis. Direktur Panca Global Kapital, Trisno Limanto menuturkan, penarikan dana ini dilakukan berulang kali dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Terkait jumlah kerugian, manajemen PGS masih melakukan verifikasi dan berkoordinasi dengan pihak bank RDN, yang mana adalah BCA.
"Jumlah kerugian akibat kejadian tersebut, manajemen PGS masih melakukan verifikasi dan berkoordinasi dengan pihak Bank RDN," ujar Trisno dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (11/9/2025).
Manajemen PGS telah mengambil tindakan cepat dengan mengembalikan dana ke rekening nasabah yang terdampak pada 10 September 2025.
Editor: Aditya Pratama