RI Bakal Tambah Impor Beras 1,5 Juta Ton dari Vietnam dan Thailand
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah akan menambah pasokan beras dalam negeri dengan impor sebanyak 1,5 juta ton. Beras tersebut rencananya didatangkan dari Vietnam dan Thailand.
Menurut Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi saat ini pihaknya telah mengantongi izin untuk mendatangkan beras impor dari Vietnam dan Thailand.
Arief mengatakan impor tersebut dalam rangka menjaga stok pangan dalam negeri agar tidak menipis akibat adanya El Nino. Mengingat fenomena itu membuat kemarau panjang, dan akhirnya mempengaruhi produktivitas pertanian di dalam negeri.
"Kemudian pak Presiden menambah 1,5 juta ton importasi, izin semua sudah siap, tinggal melakukan percepatan bidding di Bulog," tutur Arief saat ditemui di Kantornya, Senin (9/10/2023).
Menurutnya, kebijakan impor ini diambil dalam rangka menjaga stabilisasi harga beras di pasar agar tidak melonjak naik. Hal itu diakibatkan oleh produksi beras di dari dalam negeri mengalami perlambatan akibat musim kemarau yang saat ini tengah terjadi.
Namun, Arief juga menegaskan bahwa kebijakan importasi ini semata-mata hanya untuk mengontrol harga di pasar. Mengingat beras punya andil yang tidak sedikit dalam peningkatan inflasi nasional. Dengan membanjiri beras di pasar, maka harapannya bisa menekan dari sisi harga.
"Saat ini 2 paling besar (eksportir) Vietnam dan Thailand. Tapi saya ingin ke depan panennya Sukamandi, Pinrang, Sidrap, Lampung, kita penginnya lokal. Jangan kita bangga impor-impor terus. Ini hanya emergency mentop up (menambah) stoknya Bulog," katanya.
Sekadar informasi, sepanjang tahun 2023 ini Pemerintah melalui BUMN Pangan Bulog juga melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang saat ini produksi petani terkoreksi akibat musim kemarau.
Berdasarkan data sari Bulog, per 11 September 2023, ada 400.000 ton beras yang didistribusikan ke Tanah Air. Kedatangan 400.000 ton beras itu merupakan tahap akhir dari penugasan impor 2 juta ton beras sepanjang tahun 2023 ini, sebelum ada tugas baru sebanyak 1,5 juta ton lagi.
Editor: Puti Aini Yasmin