RI Mau Bangun Tanggul Laut Raksasa di Pantura untuk Selamatkan Ekonomi dan Hidup 50 Juta Penduduk
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa berdasarkan studi JICA pertumbuhan di kawasan Pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa 20 persen dari GDP Indonesia dengan kegiatan industri, perikanan, transportasi, dan pariwisata.
Pulau Jawa sendiri menjadi salah satu kontributor terbesar dalam PDB Nasional tersebut dengan share mencapai sebesar 57,12 persen. Angka tersebut sekaligus memperlihatkan Pulau Jawa sebagai salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi secara spasial.
"Jumlah penduduk di Pantura itu 50 juta, jadi yang terdampak 50 juta orang. Nah, tentu tidak hanya membahayakan kelangsungan ekonomi dan infrastruktur tetapi juga kelangsungan hidup masyarakat," kata Menko Airlangga saat menyampaikan opening speech pada Seminar Nasional Giant Sea Wall, Rabu (10/1/2024).
Pulau Jawa juga masih harus menghadapi sejumlah tantangan daya dukung dan daya tampung seperti ancaman erosi, abrasi, banjir, penurunan permukaan tanah (land subsidence) di sepanjang daerah Pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa yang terpantau bervariasi antara 1-25 cm/tahun, serta kenaikan permukaan air laut sebesar 1-15 cm/tahun di beberapa lokasi.
Beragam ancaman yang mengintai kawasan Pantura Jawa tentu akan mempengaruhi keberlangsungan aktivitas ekonomi dan meningkatkan potensi bencana bagi jutaan penduduk yang berdiam di daerah tersebut.
Selain itu, fenomena degradasi di Pantura Jawa yang tidak tertangani diperkirakan juga akan mengancam keberadaan dari 70 Kawasan Industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus, 28 Kawasan Peruntukan Industri, 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, serta berbagai infrastruktur logistik nasional seperti bandara, jalur kereta api, hingga pelabuhan.
Maka dari itu, pemerintah akan membangun Great Wall Sea atau tanggul laut raksasa demi mencegah tenggelamnya Pantura.
“Dengan seminar ini mudah-mudahan bisa di kick-off supaya ini skalanya bisa kita perbesar dan lebih masif lagi dan ini program yang sifatnya transformatif,” ujar Airlangga.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menyampaikan keynote speech dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa pembangunan tanggul ini dapat menjadi jawaban atas fenomena kenaikan permukaan laut, hilangnya tanah, dan sekaligus juga menjadi jawaban atas kualitas hidup sebagian rakyat Indonesia yang masih mengenaskan.
Lebih lanjut, Prabowo berterima kasih atas seluruh kajian pembangunan tanggul laut raksasa yang terus berlanjut serta menyampaikan telah menugaskan Universitas Pertahanan untuk melakukan kajian lebih lanjut atas berbagai hal yang bisa dilakukan terkait dengan gagasan besar pembangunan Giant Sea Wall.
“Saya ingin ini menjadi pembicaraan, topik diskusi kalangan akademisi, kalangan pengusaha, kalangan teknokrat, engineers-engineers Indonesia, mengajak melakukan pendalaman terhadap masalah ini,” ujar Prabowo.
Editor: Puti Aini Yasmin