RI Tuan Rumah KTT G20, Jokowi Dorong Kepala Daerah Promosi dan Tarik Investor

JAKARTA, iNews.id - Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 tahun ini, di mana sebanyak 150 pertemuan akan berlangsung di 15 daerah terpilih. Terkait hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kepala daerah untuk mengoptimalkan promosi daerahnya kepada tamu G20 untuk menarik investor.
"Saya harapkan, daerah-daerah itu bisa memanfaatkan kesempatan untuk memperkenalkan daerahnya, menarik investor ke daerahnya, menarik wisatawan, dan mengenalkan produk unggulan," ujar Jokowi saat berbincang dalam acara Dialog Spesial Seputar iNews Siang yang ditayangkan di RCTI, Senin (10/1/2022).
Jokowi menegaskan, yang hal tidak kalah pentingnya adalah menjamin keamanan bagi para peserta KTT G20.
"Dan yang paling penting, 15 daerah tersebut bisa menyiapkan keamanan bagi para peserta pada pertemuan-pertemuan yang berlangsung. Aman dari Covid, sehingga para peserta bisa kembali ke negaranya tetap dalam keadaan aman," ucap Jokowi.
Jokowi menyebut, menjadi tuan rumah G20 merupakan kesempatan yang luar biasa dan jadi momentum besar untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia luar. Oleh karena itu, Presiden mengajak para pemangku kepentingan untuk dapat sigap melihat kesempatan.
"Karena yang susah itu kan membangun kepercayaan, nah sekarang ini dipercaya. Oleh sebab itu, kepercayaan ini harus kita manfaatkan. Pertama, untuk mengenalkan Indonesia ke seluruh dunia. Artinya, nantinya akan muncul wisatawan, itu karena kita dikenal. Ini promosi," kata Jokowi.
Dari sisi investasi, mantan gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, jika pemangku kepentingan bisa optimal dalam mengenalkan potensi-potensi yang ada, maka kelebihan Indonesia akan dikenal dan nantinya akan dilirik oleh para investor yang datang sebagai tamu G20.
Dengan demikian, sambung Jokowi, akan membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat Indonesia.
"Karena kita dikenal, sehingga semakin banyak investor yang datang ke negara kita dan tentu akan membuka lapangan kerja yang luas. Goal kita disitu. Karena memang ini barangnya sudah bergerak, regulasinya belum disiapkan, dan semua negara mengalami itu semua," ujar Jokowi.
Editor: Aditya Pratama