RS Rujukan Covid-19 di Malang Banjir Pasien, Permintaan Suplai Oksigen Meningkat Hingga 200 Persen
MALANG, iNews.id - Permintaan suplai oksigen medis di Malang meningkat hingga 200 persen seiring dengan melonjaknya pasien di Rumah sakit rujukan Covid-19.
Hal itu, disampaikan Prastita Haryanto, pemilik PT Harpag Niaga Utama, yang bergerak di usaha produksi dan distribusi gas oksigen, di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Menurut dia, permintaan pengisian ulang gas oksigen medis dari rumah sakit rujukan di perusahaannya meningkat antara 100 persen hingga 200 persen dalam beberapa pekan terakhir.
Pernyataan Prastita terbukti dengan lalu lalang mobil ambulans dari rumah sakit yang melakukan pengisian ulang oksigen medis. Beberapa mobil terbuka juga mengantri untuk melakukan pengisian oksigen medis untuk rumah sakit.
Prastita mengungkapkan, akibat permintaan yang melonjak, aktivitas pengisian ulang oksigen medis di perusahaannya menjadi lebih sibuk dibandingkan sebelum terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Dari pantauan iNews, mulai pukul 10.00 hingga menjelang pukul 11.00 WIB, setidaknya ada 8 mobil baik dari ambulans dan mobil bak terbuka yang datang membawa tabung gas oksigen kapasitas 6 meter kubik.
Sebelum PPKM Darurat diterapkan, lanjut Prastita, perusahaan produsenoksigen ini hanya melayani 7 kali pengisian sehari, tapi jumlahnya kini melonjak tajam.
"Untuk pengisian semuanya ya kami nggak bisa menyebutkan secara detail, tapi meningkat 100 persen sampai 200 persen di sini," kata Prastita Haryanto.
Selama ini, lanjutnya, pihaknya melayani permintaan pengisian gas oksigen dari RS yang tersebar di Malang raya. Namun adanya lonjakan kasus Covid-19 membuat permintaan suplai gas oksigen meningkat drastis.
"Kami suplai antara 60 persen sampai 70 persen untuk RS di Malang raya. Saat ini kenaikan 100 persen sampai 200 persen. Kami hanya suplai kepada yang memang benar - benar membutuhkan rumah sakit dan pemakaian oksigen sangat meningkat," tutur Prastita.
Dia menjelaskan, dari suplai kebutuhan gas oksigen di rumah sakit pihaknya pun memastikan hal tersebut dapat dipenuhi, meski ada kenaikan. Namun diakuinya ada kesulitan terkait permintaan tabung oksigen baru karena pihaknya sudah lama kehabisan stok tabung oksigen baru.
"Kekurangan tabung 1 meter kubik, memang ada kesulitan mereka mengisikan ke kami. Kalau biasanya untuk yang 1 meter itu Rp 1,2 juta deposit saja, segitu harganya, kalau untuk (tabung oksigen ukuran) 6 meter kubik itu hanya untuk rumah sakit," ujar Prastita.

Bila memang ada masyarakat yang membutuhkan tabung oksigen baru, pihaknya lebih mengarahkan ke yayasan donatur yang telah bekerjasama dengan PT Harpag Niaga Utama, untuk suplai pengisian gas oksigen.
"Untuk saat ini yang 1 meter kubik kami belum bisa menyediakan, untuk peminjaman kalau memang ada kami arahkan ke yayasan yang setiap hari kami isi ulang, kami arahkan ke sana, biar di kami juga nggak, terlalu pecah konsentrasi dan mereka juga langsung dapat bantuan langsung," jelasnya.
Namun ia memastikan tidak ada kenaikan harga pengisian ulang gas oksigen di tempatnya. Satu tabung oksigen yang kecil berukuran 1 meter kubik dihargai Rp 55 ribu, sedangkan untuk tabung berukiran 6 meter kubik yang diperuntukkan bagi rumah sakit dihargai Rp 75 ribu satu tabungnya.
"Kalau kecil Rp 55 ribu untuk ukuran 1 meter, tabung yang ukuran 6 meter kubik (pengisiannya) Rp 75 ribu, kalau yang 7 meter kubik, untuk Industri biasanya. Jadi kami memang bedakan untuk Industri dan kebutuhan masyarakat. Tapi kami pastikan hargarnrya sama tidak ada kenaikan," kata Prastita.
Editor: Jeanny Aipassa