RUPST BTN Setujui Pembagian Dividen Rp237 Miliar
JAKARTA, iNews.id - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) setuju membagikan dividen tunai tahun buku 2021 sebesar Rp237,62 miliar atau Rp22,438 per lembar kepada pemegang saham. Adapun keputusan ini sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan hari ini, Rabu (2/3/2022).
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, jumlah dividen tersebut merupakan 10 persen dari laba bersih Perseroan pada tahun buku 2021 yang mencapai Rp2,37 triliun.
“RUPST Bank BTN memutuskan penggunaan laba bersih tahun buku 2021 akan dipergunakan sebesar 10 persen dibagikan sebagai dividen dan sebesar 90 persen ditetapkan sebagai laba ditahan,” ujar Haru usai gelaran RUPST BTN di Jakarta, Rabu (2/3/2022).
Haru menambahkan, pada tahun ini Perseroan telah menetapkan beberapa target kinerja keuangan antara lain Kredit dan Pembiayaan ditargetkan tumbuh 9-11 persen, Dana Pihak Ketiga ditargetkan juga tumbuh 9-11 persen, laba bersih ditargetkan naik pada kisaran 10-13 persen serta NPL gross diharapkan membaik pada kisaran 3,4-3,5 persen.
Untuk mencapai target pertumbuhan kredit tersebut, Perseroan akan mengoptimalkan program perumahan nasional, melalui kontribusi pada program KPR FLPP, KPR BP2BT dan KPR TAPERA dengan potensi realisasi unit sebanyak 169.300 unit.
Kemudian, memperluas partnership untuk penyaluran kredit pada segmen fixed income dengan melanjutkan program KPR TWP AD dan ekspansi BTN Solusi di segmen institusi, Lembaga Pemerintah, Kementerian dan Korporasi BUMN lainnya.
BTN juga akan meningkatkan KPR di segmen milenial melalui kerja sama pembangunan Transit Oriented Development (TOD) dengan BUMN Karya dan Top Developer serta program KPR untuk milenial, seperti KPR Gaess for Millennials dengan fitur Graduate Payment Mortgage (GPM) dan KPR Hits. Selain itu, BTN juga akan mengembangkan kredit komersial dan korporasi yang memiliki value chain di sektor perumahan.
Sementara untuk menjaga momentum pertumbuhan laba bersih, Perseroan akan menjaga yield kredit di kisaran 7-8 persen dengan meningkatkan kontribusi kredit bermargin tinggi, terutama kredit payroll dan SME. BTN juga akan melanjutkan tren penurunan Cost of Fund (CoF) dengan meningkatkan CASA dan DPK Ritel.
Laba bersih perseroan juga akan didorong untuk meningkatkan kontribusi Fee Based Income (FBI) dengan mengembangkan sumber-sumber FBI baru seperti pengembangan fee treasury di segmen ritel, penjualan produk wealth dan peningkatan transaksi digital banking baik user mobile banking, internet banking dan cash management.
Editor: Aditya Pratama