MOSKOW, iNews.id - Investor mengamati dampak dari pasukan bayaran Wegner Group yang membatalkan pemberontakan di Rusia. Beberapa investor berharap itu akan memberi efek positif pada pasarkeuangan pada pembukaan perdagangan mendatang.
Pasukan bayaran yang dipimpin Yevgeny Prigozhin, mantan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin dan pendiri Wagner, berencana menyerbu Moskow setelah berhasil menduduki markas militer Rusia di Rostov pada Sabtu (24/6/2023) waktu setempat, namun ditarik mundur dari Rostov setelah bernegosiasi dengan Moskow.
KA Feeder dan Lokal di Pulau Jawa Akan Diubah Jadi Kereta Listrik
Adapun pasar keuangan sering bergejolak sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu. Setelah peristiwa tersebut, beberapa investor mengatakan bahwa mereka fokus pada dampak potensial terhadap aset safe-haven, seperti treasuri AS dan harga komoditas, mengingat Rusia merupakan pemasok utama energi dan biji-bijian.
"Tentu saja (kami) masih harus lihat apa yang terjadi dalam satu atau dua hari ke depan, tetapi jika masih ada ketidakpastian tentang kepemimpinan di Rusia, investor dapat berbondong-bondong ke safe havens," kata Kepala Strategi Suku Bunga AS di TD Securities di New York, Gennadiy Goldberg, dikutip dari Reuters, Minggu (25/6/2023).
Tindakan tersebut memicu perhatian global dan menghidupkan kembali ketakutan lama di Washington tentang apa yang terjadi pada cadangan nuklir Rusia jika terjadi pergolakan domestik.
"Pasar biasanya tidak merespons dengan baik peristiwa yang sedang berlangsung dan tidak pasti, (terutama yang berkaitan dengan Putin dan Rusia)," kata Kepala Strategi Global di LPL Financial, Quincy Krosby.
"Jika ketidakpastian meningkat, Anda akan melihat treasuri mendapatkan penawaran, emas akan mendapatkan penawaran dan yen Jepang cenderung menguat dalam situasi seperti ini," imbuhnya.
Pakar strategi investasi global di Argyll Europe, Alastair Winter mengatakan bahwa meski terjadi penurunan eskalasi, namun pasar mungkin tidak bereaksi dengan kuat. Dia melihat dolar AS menemukan beberapa dukungan karena pasar kembali berspekulasi tentang kenaikan dan pemangkasan suku bunga serta resesi di ekonomi yang berbeda.
Kepala Strategi Pasar Negara Berkembang di SEB Erik Myersson mengatakan bahwa pasar komoditas, yang menjadi saluran transmisi utama guncangan politik Rusia ke pasar global akan peka terhadap perkembangan di masa depan.
"Kita mungkin melihat pergerakan aset Ukraina dan negara-negara pasar berkembang yang sangat bergantung pada biji-bijian Rusia atau bisa menjadi penyedia bahan bakar fosil," katanya.
Adapun saham sebagian besar berada di jalur kenaikan dalam beberapa bulan terakhir, yang menurut beberapa orang bisa membuatnya lebih rentan terhadap aksi jual. Tahun ini, indeks S&P 500 meningkat 13 persen, meskipun telah kehilangan tenaga dalam beberapa hari terakhir imbas prospek kenaikan suku bunga. Ketua Federal Reserve Jerome Powell pekan lalu mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Kepala Strategi Pasar di Colony Group di Boca Raton, Florida, Rich Steinberg memperkirakan pasar akan menganggap ini sebagai risiko geopolitik lainnya. Sementara Tina Fordham, pendiri Fordham Global Foresight, memperkirakan peristiwa tersebut hanya sedikit memberikan dampak secara langsung.
"Tetapi ada lebih banyak kepekaan dan kesadaran oleh para pelaku pasar bahwa peningkatan ketegangan internal di Rusia ini dapat diterjemahkan menjadi peristiwa pasar, sehingga akan ada pengawasan yang hati-hati," ucapnya.
Editor: Jujuk Ernawati
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku