Sasar Proyek APBN, Wika Gedung Incar Pembangunan di Ibu Kota Baru
JAKARTA, iNews.id - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung siap menggarap proyek pembangunan gedung di Ibu Kota baru. Ketika ada peluang untuk masuk, Wika Gedung akan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik.
Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo mengatakan, pihaknya mengincar proyek-proyek yang didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pasalnya, proyek dengan skema pendanaan ini dinilai paling aman untuk perseroan.
"Kita akan detail untuk mendapatkan di sektor yang dari APBN. Ini sudah pasti skema APBN adalah skema yang paling secure untuk bisnis Wika Gedung terutama dari sisi finance," ujarnya saat public expose di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Tidak muluk-muluk, pihaknya hanya menargetkan proyek dari APBN sebesar 20 persennya saja atau senilai Rp18,7 triliun. Sebab, angka ini sudah cukup besar untuk menjadi peluang proyek baru Wika Gedung.
Sebagai informasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan biaya pemindahan Ibu Kota diperkirakan mencapai Rp485,2 triliun. Biaya tersebut dibagi menjadi tiga skema di mana APBN diperkirakan hanya membiayai 19,2 persennya yaitu Rp93,5 triliun dan sisanya melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dan skema swasta.
"Dengan segitu besarnya APBN yang dialokasikan, tidak mungkin semuanya bisa dikerjakan oleh satu perusahaan. Anggap saja 20 persen, itu sudah sebuah opportunity," kata dia.
Proyek properti di Ibu Kota baru yang akan disasar pun merupakan inti bisnis Wika Gedung yaitu di pembangunan gedung, perumahan, perkantoran, dan bangunan tinggi. Apalagi saat ini Wika Gedung telah memiliki teknologi yang mumpuni untuk membangun perumahan dengan metode precast sehingga bisa diselesaikan dengan cepat.
"Kami punya Wika precast gedung. Kami sudah membuat teknologi bagaimana membuat rumah cepat, contohnya di bencana alam NTB atau pun Palu. Kita bisa buat rumah anti gempa precast secepat-cepatnya," ucapnya.
Menurut dia, proyek perumahan tidak akan pernah surut mengingat angka backlog yang semakin tinggi seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia. Oleh karenanya, dia ibu kota baru akan membangun perumahan tidak dengan cara manual.
"Sumber daya teknologi semuanya sudah ditata dengan baik untuk menyikapi ini. Ini opportunity yang mudah-mudahan menjadikan tren ke depan Wika Gedung tetap akan tumbuh sustain karena kebutuhan manusia (akan rumah) tidak mungkin berhenti," tutur dia.
Editor: Ranto Rajagukguk