Sepanjang 2017, Permintaan Ruang Perkantoran Meningkat Pesat
JAKARTA, iNews.id - PT Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat permintaan ruang perkantoran di Jakarta selama 2017 mengalami peningkatan. Padahal tahun 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan untuk industri properti khususnya sektor perkantoran dengan banyaknya pasokan yang masuk ke sektor tersebut.
"Tingkat permintaan perkantoran yang meningkat di triwulan keempat tahun 2017 ini setidaknya mampu memberi kesan bahwa industri properti mulai bangkit kembali," kata Head of Research JLL, James Taylor dalam konferensi pers di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Permintaan terhadap ruang perkantoran selama tahun 2017 mengalami tingkat pertumbuhan yang cukup bagus walaupun tingkat hunian dan harga sewa masih mengalami penurunan. Tingkat permintaan mencapai kurang lebih 240.000 meter persegi untuk CBD dan kurang lebih 115.000 meter persegi untuk Non-CBD.
"Tingkat hunian masih belum membaik dikarenakan jumlah pasokan yang signifikan sepanjang tahun," ucapnya.
Tingkat hunian rata-rata CBD yang saat ini berada di angka 80 persen dan Non-CBD yang berada di 76 persen diyakini akan mengalami lanjutan penurunan di tahun yang akan datang. Namun, sejumlah sektor yang tetap aktif seperti IT, services office atau coworking space, insurance, dan professional services diperkirakan masih membawa pengaruh positif terhadap pasar perkantoran.
"Namun kami melihat sektor ini akan terus berkembang di semester pertama tahun 2018 dengan lebih banyak bermunculan coworking space yang dioperasikan oleh grup internasional," ujarnya.
Ia melanjutkan, total penyerapan di 2017 untuk seluruh gedung adalah sebesar 240.000 meter persegi dengan permintaan tertinggi terhadap ruang perkantoran berasal dari gedung grade A. Total penyerapan ini melampaui total agregat serapan tahun 2014-2016 yang hanya 151.000 meter persegi.
"Namun meskipun tingkat penyerapan cukup tinggi, banyaknya gedung yang selesai dibangun menyebabkan tingkat hunian tetap tertekan di angka 80 persen untuk rata-rata daerah CBD," kata dia.
Saat ini, terdapat tiga gedung yang akan selesai dibangun pada triwulan empat 2018 dengan total luas lantai mencapai lebih dari 212.000 meter persegi. "Kami memperkirakan akan ada tambahan pasokan sebesar 630.000 meter persegi yang selesai dibangun di daerah CBD selama tahun 2018 mendatang," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi bisnis properti. Hal ini dapat terlihat adanya kaitan terhadap tingkat permintaan pasar perkantoran. Dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada tahun ini dan diharapkan dapat terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Apalagi didukung dengan pembangunan infrastruktur dan perbaikan peringkat kemudahan berbisnis harus dapat dimanfaatkan oleh pengembang bisnis properti yang harus semakin cermat dalam melihat peluang dan membaca permintaan pasar. Meski demikian, pihaknya tetap waspada menjelang tahun politik 2018-2019.
Editor: Ranto Rajagukguk