Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Langgar Gencatan Senjata Lagi, Drone dan Tank Israel Serang Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Serangan Hamas ke Israel Picu Kenaikan Harga Minyak Mentah

Senin, 09 Oktober 2023 - 21:08:00 WIB
Serangan Hamas ke Israel Picu Kenaikan Harga Minyak Mentah
Harga minyak mentah melesat setelah serangan besar-besaran Hamas ke wilayah Israel. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Harga minyak mentah melesat setelah serangan besar-besaran Hamas ke wilayah Israel. Namun, kenaikan yang relatif kecil ini menutupi risiko meningkatnya konflik Timur Tengah.

Harga minyak mentah berjangka Brent melonjak 4,1 persen di perdagangan Asia pada hari ini, Senin (9/10/2023), menyentuh level tertinggi ke 88,15 dolar AS per barel, naik dari penutupan pada Jumat (6/10/2023), 84,58 dolar AS per barel.

Mengutip Reuters, lonjakan harga tersebut membuat kontrak Brent berada di bawah level tertinggi hampir sepanjang minggu lalu dan di bawah level tertinggi satu tahun di level 97,69 dolar AS per barel yang dicapai pada 28 September.

Kenaikan harga minyak mentah setelah serangan yang diluncurkan militan Hamas dari markas mereka di Gaza terhadap Israel selatan pada akhir pekan lalu kemungkinan besar merupakan cerminan bahwa hal tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap gangguan pasokan minyak global.

Setidaknya 700 warga Israel tewas dan puluhan lainnya disandera ketika pejuang Hamas menyerbu perbatasan pada hari Minggu. Sementara, lebih dari 400 warga Gaza tewas dalam serangan balasan yang dilancarkan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya sekarang sedang berperang, dan bersumpah akan melakukan balas dendam yang besar. Sementara, Presiden Iran Ebrahim Raisi menelepon pemimpin Hamas untuk mengucapkan selamat atas kemenangan tersebut.

Reaksi dari dua pemimpin di Timur Tengah ini menggarisbawahi betapa serangan Hamas kemungkinan besar akan merusak hubungan di Timur Tengah. Selain itu, risiko langsungnya adalah Israel menyimpulkan Iran adalah partisipan aktif dalam aksi Hamas dan meningkatkan aksi rahasia terhadap ISIS.

Hal ini akan menempatkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam posisi yang tidak nyaman dalam upaya menormalisasi hubungan dengan Israel pada saat negara Yahudi tersebut terlibat dalam konflik besar dengan Hamas. Hal ini tidak diragukan lagi akan mengakibatkan banyak korban sipil Palestina di Gaza.

Serangan ini kemungkinan besar merupakan bagian dari rencana Hamas untuk menggagalkan pemulihan hubungan antara negara-negara Arab dan Israel dan memaksa semua pihak kembali ke peran antagonisme historis masing-masing.

Dengan mendukung Hamas, kemungkinan besar Iran akan menempatkan ketegangannya dengan Arab Saudi dalam risiko, serta meningkatkan kemungkinan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan meninggalkan pendekatan lunak yang telah membuat Iran meningkatkan ekspor minyaknya pada tahun ini.

Ekspor minyak mentah Iran mulai meningkat tajam sejak bulan Mei dan seterusnya karena penegakan sanksi AS tampaknya dilonggarkan sebagai bagian dari upaya pemerintahan Biden untuk menciptakan perdamaian besar di Timur Tengah.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut