Serangan Rusia ke Ukraina Merajalela, Harga Minyak Mentah Capai Level Tertinggi dalam 7 Tahun Terakhir
JAKARTA, iNews.id - Harga minyak mentah atau crude oil terbang tinggi mendekati level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, menyusul serangan Rusia ke Ukraina secara merajalela.
Pada Kamis (24/2/2022), harga minyak mentah Brent tercatat naik 3,33 persen, menjadi 97,18 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, setelah sempat melonjak setinggi 98,08 dolar AS. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terbang 3,57 persen menjadi USD95,39 per barel, melanjutkan kenaikan sebelumnya di 93,50 dolar AS per barel.
Melonjaknya harga minyak mentah dunia, dipicu invasi tentara Rusia ke wilayah Ukraina, setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, resmi menyatakan perang. Suara ledakan terdengar di ibu kota Ukraina, Kiev pada Kamis (24/2/2022), tepat di dekat Bandara utama Boryspil, Kiev. Ledakan juga diberitakan terdengar di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv.
Serangan terjadi setelah Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina timur tepatnya di wilayah Donbass pada Kamis (24/2/2022) dini hari. Putin juga memerintahkan militer Ukraina untuk meletakkan senjata dan pulang di daerah tersebut.
"Saya memutuskan untuk mengerahkan sebuah operasi militer (ke timur Ukraina)," kata Putin dalam pidato, dikutip AFP, Kamis (24/2/2022).
Rusia adalah produsen minyak terbesar kedua di dunia, yang sebagian besar menjual minyak mentah ke Eropa, dan juga merupakan pemasok gas alam terbesar di Eropa, yang memasok sekitar 35 persen dari persediaannya.
Selain fisik, serangan siber DDos juga dikabarkan terjadi di sejumlah kota di Ukraina pada Rabu (23/2). Gelombang peretasan yang diduga dari Rusia merusak beberapa perangkat lunak, dan sejumlah situs bank dan pemerintah Ukraina.
"Naiknya kembali ketegangan Rusia dan Ukraina yang tak terhindarkan semalam menyebabkan harga minyak terbang karena kekhawatiran atas gangguan pasokan energi global," kata Analis OANDA, Jeffrey Halley, dilansir Reuters, Kamis (24/2/2022).
Jeffrey mencermati konsekuensi geopolitik ini dapat semakin meluas dan terus mendongkrak harga minyak.
Namun, pembicaraan nuklir AS dengan Iran yang membuka peluang masuknya pasokan minyak Iran ke pasar dapat menjadi rem untuk menahan laju reli harga.
Editor: Jeanny Aipassa