Siemens Tertarik Investasi EBT di IKN
JAKARTA, iNews.id - Siemens Energy menyampaikan ketertarikan untuk mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Siemens Energy sebelumnya memiliki pengalaman untuk pengembangan kota baru di Mesir, tidak hanya dalam hal pengembangan sektor energi khususnya energi terbarukan, namun juga pengembangan fasilitas pendidikan dan peningkatan kapasitas SDM pendukung," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dikutip Senin (30/5/2022).
Ketertarikan untuk berinvestasi di IKN Nusantara disampaikan manajemen Siemens Energy dalam pertemuan dengan Menteri ESDM, Arifin Tasrif, di sela G7 Climate, Energy and Environment MinistersJerman, 26 hingga 27 Mei 2022.
Pada kesempatan itu, Menteri ESDM bertemu dengan perwakilan asosiasi dan bisnis sektor energi di Jerman, diantaranya dengan CEO dua perusahaan besar asal Jerman, Siemens Energy dan HMS Bergbau AG.
"Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada akhir Maret yang lalu, berdiskusi mengenai tindak lanjut pembahasan kerja sama Siemens dengan Pertamina Power dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia," ujar Agung.
Pada pertemuan tersebut, Menteri ESDM mengungkapkan kolaborasi dengan Siemens dibutuhkan untuk mendukung pengembangan teknologi PLTS, smart grid, energy storage, teknologi pengembangan hidrogen, hingga kendaraan listrik.
Menteri ESDM juga menyampaikan apresiasi kepada Siemens dan menantikan partisipasi Siemens Energy dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Diharapkan Nota Kesepahaman antara Siemens dengan Pertamina Power dapat ditandatangani pada saat momentum G20 Energy Transition Ministerial Meeting di Bali bulan September mendatang.
Sementara itu, pihak Jerman mengungkapkan keinginan untuk kerja sama suplai batu bara dari Indonesia pada pertemuan antara Menteri ESDM dengan CEO Asosiasi Perusahaan Batubara di Jerman (VDKI) dan juga CEO HMS Bergbau AG, Lars Schernkau, bertempat di Hotel Palace Berlin, Jumat (27/5) waktu setempat.
"Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa 50 persen dari suplai batu bara Jerman berasal dari Rusia, dan dengan perkembangan situasi saat ini Jerman ingin mengembangkan kerja sama suplai batubara dari Indonesia," ungkap Agung.
Menteri ESDM juga meminta VDKI juga bisa berkoordinasi dengan asosiasi perusahaan serupa di kawasan Eropa, termasuk memastikan ketersediaan fasilitas pelabuhan, serta terms and conditions untuk kontrak tersebut.
Editor: Jeanny Aipassa