Soal Sawit, Wamendag Yakin Indonesia Kalahkan Uni Eropa di WTO
JAKARTA, iNews.id - Indonesia tengah bersengketa dengan Uni Eropa soal minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Indonesia optimistis menang karena gugatan Uni Eropa dinilai tak berdasar.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga selaku Ketua Tim Perundingan mengatakan, diskusi intensif telah dilakukan dengan parlemen Uni Eropa dan negara-negara strategis di Benua Biru.
Saat ini, perkara sudah mulai masuk tahap pembentukan panel. Wamendag optimistis Indonesia bisa menang.
“Landasan gugatan Uni eropa tak kuat. Itu sudah kita uji dalam sidang konsultasi Januari lalu. Jadi optimis kita akan menang di tingkat panel," katanya, Selasa (8/12/2020).
Menurut Wamendag, CPO merupakan komoditas ekspor strategi bagi Indonesia. Sepanjang tahun lalu, ekspor CPO dan produk turunannya mencapai 21,79 miliar dolar AS dan menyumbang 12,1 persen terhadap ekspor non migas.
"Sawit juga merupakan sektor padat karya sehingga membantu menciptakan banyak lapangan kerja. Saat ini, industri sawit menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 5,3 juta orang atau sejumlah 21,2 juta anggota keluarga yang hidup dari sawit," katanya.
Wamendag menyesalkan sawit kerap menjadi sasaran kampanye negatif di luar negeri. Dia memastikan pemerintah akan terus berkampanye positif soal CPO.
“Informasi mengenai sawit tidak berimbang, lebih banyak dibentuk oleh kampanye negatif. Ada beberapa hal yang tidak pas atau tidak mencerminkan realita dan peluang besar sawit itu sendiri. Karena itu, kami bertekad untuk terus lanjutkan kampanye positif agar informasi mengenai sawit lebih berimbang dan sawit tetap berperan sebagai industri strategis Indonesia," katanya.
Salah satu isu sentral soal sawit, kata dia, adalah isu lingkungan. Faktanya, sawit sawit adalah industri minyak nabati yang paling efisien dibandingkan minyak nabati lain. Sebagai perbandingan, dalam penggunaan lahan, satu hektar sawit sama dengan 5-6 hektare bunga matahari yang banyak dimanfaatkan sebagai minyak nabati di Eropa.
Selain itu, Indonesia juga sudah berkomitmen untuk menjaga hutannya. Banyak negara Eropa yang saat ini mempunyai tutupan hutan 11 persen, sementara Indonesia jauh lebih besar dari itu.
Menurut Jerry, komitmen lingkungan juga terus diperbaharui dalam industri sawit. Indonesia punya standarisasi ISPO dan RSPO. di samping terus memenuhi standarisasi lingkungan di negara-negara tujuan.
“Fakta-fakta itu harus diinformasikan secara baik ke publik sehingga perspektif publik menjadi makin positif. Dan itu harus dilakukan secara massif ke berbagai segmen, baik pembuat kebijakan, kelompok pejuang lingkungan dan dunia pendidikan.” kata Wamendag.
Editor: Rahmat Fiansyah