Sosok Pendiri Matahari Hari Darmawan di Mata Ketua Umum Apindo

JAKARTA, iNews.id - Pendiri ritel modern terkemuka Matahari Departement Store, Hari Darmawan meninggal dunia hari ini. Sosok yang dikenal sebagai bapak ritel modern itu mengembuskan napas terakhirnya di usia 77 tahun.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mencoba mengenang sosok pebisnis yang dikenal pekerja keras itu. Dalam pengamatannya, Hari merupakan pribadi yang ulet dan telaten menjalankan bisnis.

Pemerintah Indonesia Lanjutkan Negosiasi Tarif dengan AS Akhir November 2025

"Kalau kita melihatnya, Pak Hari pekerja keras. Kebetulan beliau juga sahabat ayah saya juga," kata Hariyadi kepada iNews.id, Sabtu (10/3/2018).

Hariyadi bercerita, Hari Darmawan merintis usaha ritel modern dengan nama Matahari benar-benar dari bawah. Berbekal kerja keras dan integritasnya sebagai pengusaha, bisnis ritel yang dimulainya di Pasar Baru itu berkembang hingga besar dan memiliki banyak gerai.

"Dia itu sangat bisa menjaga integritas. Kita enggak pernah dengar dia itu istilahnya bermasalah dengan para pihak. Dia itu betul-betul menjaga nama, hubungan relasinya. (Dia) juga sangat humble. Orangnya bersahaja," ujar Hariyadi.

Dengan kepergian Hari Darmawan, dunia bisnis dinilai akan sangat kehilangan. Apalagi Hari dikenal sebagai sosok yang menjadi panutan dan menginspirasi para pebisnis.

"Kita mengenal beliau orang yang baik. Tentu kami dan saya sangat kehilangan. Dia tokoh yang menjadi panutan dan bisa menginspirasi kita," ujarnya.

Sebagai informasi, jenazah Hari Darmawan ditemukan setelah hanyut di Sungai Ciliwung sekitar 100 meter dari lokasi hilangya korban. Jenazahnya ditemukan setelah dilakukan pencarian oleh sejumlah karyawan Taman Wisata Matahari.

Hari Darmawan lahir di Makassar Sulawesi Selatan 27 Mei 1940. Ayah Hari Darmawan, Tan A Siong, adalah seorang pengusaha lokal Makassar yang behubungan dengan produk-produk pertanian. Dia dilahirkan dari keluarga besar 12 bersaudara. Pada tahun 1950-an usaha keluarganya mengalami kesulitan dan akhirnya bangkrut, sehingga Hari bersama orangtuanya harus berjuang keras untuk menjalankan usaha dari nol lagi.

Latar belakang keluarga pedagang seperti ini, menjadikan Hari kecil tumbuh menjadi seorang pemuda yang tekun, ulet, jujur, pantang menyerah, dan ingin selalu menjadi pemenang. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, dia merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dia bertemu dan menikahi putri dari pemilik 'Mickey Mouse', sebuah toserba berukuran kecil di Pasar Baru, yang pada saat itu merupakan sebuah distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta.

Editor: Ranto Rajagukguk