Standard Chartered Indonesia Catat Laba Bersih Naik 214 Persen
JAKARTA, iNews.id - Standard Chartered Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp341 miliar pada triwulan pertama tahun 2018. Angka tersebut meningkat sebesar 214 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang sebesar Rp100 miliar.
Chief Executive Officer Standard Chartered Indonesia Rino Donosepoetro mengatakan, pencapaian laba bersih ini merupakan hasil dari transformasi yang dilakukan pada tahun sebelumnya untuk memperkuat fundamental perseroan. Transformasi ini guna mendongkrak pertumbuhan bisnis yang jauh lebih baik dengan memformulasikan strategi baru perseroan di lima tahun mendatang.
"Tahun lalu kita merupakan tahun transformasi. Kita melakukan berbagai macam perubahan strategi untuk memperkuat landasan fundamental. Jadi strategi kita tahun lalu buahkan hasil it's very good to start this year," ujarnya di Menara Standard Chartered, Jakarta, Senin (14/5/2018).
Perolehan laba bersih yang meningkat ini ditopang oleh beberapa pencapaian aspek keuangan. Total pendapatan bunga bersih meningkat 9 persen, di mana sebagian besar merupakan kontribusi dari produk Transaction Banking dan bisnis Wealth Management.
"Masing-masing tumbuh sebesar 32 persen dan 16 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu," kata dia.
Ia melanjutkan, beban operasional menurun hingga 6 persen sehingga usaha efisiensi yang dilakukan dapat dikatakan berhasil. "Penting sekali bagi kami untuk tetap menjaga kondisi ini dan terus melestarikan budaya efisiensi biaya kita secara konsisten mendorong pemikiran smart spending," ucapnya.
Total aset di kuartal pertama telah meningkat sebesar 4 persen yoy dengan kualitas aset yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan Non Performing Loan (NPL) gross yang lebih rendah, yaitu sebesar 3,9 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, yaitu sebesar 5,8 persen.
Sementara itu, rasio profitabilitas Standard Chartered pada triwulan pertama menunjukkan kinerja yang solid dengan perolehan Return on Asets (ROA) sebesar 3,16 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 16,35 persen.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 12 persen di mana porsi sebesar 72 persen dari DPK Standard Chartered berupa giro dan tabungan (rasio dana murah/CASA). Modal dan likuiditas tetap menguat dan dipertahankan di atas peraturan pemerintah di mana Rasio Kecukupan Modal atau CAR tercatat sebesar 19,5 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat pada 72,3 persen di kuartal pertama 2018.
Kemudian, Cost to Income Ratio (CIR) membaik dari 65,3 persen menjadi 56,6 persen. Hal ini seiring dengan penurunan biaya sebesar Rp33 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Selain itu, dipengaruhi juga dengan kenaikan pendapatan berbasis komisi bersih (net feebased income) sebesar Rp83 miliar atau meningkat sebesar 24 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Sementara itu, permodalan bank tetap terjaga sehat di kisaran level 19 persen.
"Bukan berarti kita puas dengan hal ini tapi ini adalah untuk mengawali tahun ini. Dukungan yang diberikan dari sisi investasi dan permodalan juga meningkat dan dengan yang kita punya sekarang ini," tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk