Strategi Medco Energi Bertahan di Bisnis Migas hingga 40 Tahun
JAKARTA, iNews.id - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah menginjak usia 40 tahun pada tahun ini. Perseroan menerapkan strategi yang tepat sehingga mampu bertahan dengan tiga segmen bisnis utama, yaitu minyak dan gas bumi (migas), ketenagalistrikan dan pertambangan.
Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, rendahnya harga minyak serta permintaan akibat pandemi Covid-19 pada tahun ini turut memberikan dampak terhadap operasi dan kinerja perseroan.
"Dengan fokus utama menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja dan kontraktor, perseroan dengan cepat menyesuaikan target operasi serta pola kerja baru di masa new normal sehingga tetap mampu beroperasi dengan baik tanpa gangguan”, ujar Hilmi dalam Media Gathering secara virtual, Selasa (8/12/2020).
Hilmi juga menyampaikan kebanggaannya terhadap kinerja Medco Energi yang mampu bertahan di tengah kondisi saat ini. Perusahaan tetap menjalankan strategi dengan baik, termasuk dengan sukses melakukan kegiatan eksplorasi di Natuna dan Ijen Geothermal sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung pemerintah menjaga ketahanan energi nasional.
"Dengan adanya aliansi Kansai Electric, eksplorasi yang sukses dan AMNT yang kembali membukukan laba, menjadi suatu kebanggaan melihat Medco Energi berkembang di tengah masa yang sulit ini menjadi Perusahaan yang lebih kuat," kata dia.
Hilmi memproyeksikan produksi migas Medco Energi pada 2020 sekitar 112.000 barel oil per hari. Namun, karena dampak pandemi Covid-19, pihaknya melakukan upaya-upaya dengan memotong capital expenditure (capex) sehingga target diturunkan sedikit menjadi sekitar 100.000 sampai 105.000 barel oil per hari.
Hilmi menyebut, meskipun belakangan ini banyak perusahaan-perusahaan besar yang mulai mengalihkan fokusnya dari energi fosil ke energi baru terbarukan, pihaknya masih akan tetap fokus khususnya di minyak, karena Indonesia masih akan tetap membutuhkan produksi minyak yang besar.
"Hari ini kita membutuhkan sekitar 1,6 juta barel oil per hari dan masih tumbuh sedangkan produksi Migas nasional hanya 700.000 barel oil per hari. Oleh karena itu, peran perusahaan Migas baik nasional maupun internasional masih sangat diperlukan, oleh karena itu di migas kita masih tetap akan agresif untuk melakukan ekspansi baik akuisisi maupun eksplorasi," ujar Hilmi.
Sektor kedua adalah listrik. Hilmi menjelaskan, alasan pihaknya turut memfokuskan kepada sektor kelistrikan karena listrik merupakan energi masa depan. "Elektrifikasi merupakan sesuatu kenyataan yang akan terjadi di dunia energi, pada akhirnya costumer akan mengambil energi berupa listrik, oleh karena itu lah pilar ini merupakan salah satu masa depan yg sangat penting bagi kami," kata dia.
Sektor ketiga adalah tambang, copper dan emas. Dia menyebut, Medco Energi saat ini masih menjadi salah satu pemain sektor tersebut.
Editor: Ranto Rajagukguk