Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kajian Integrasi Waskita-Hutama Karya Ditargetkan Rampung Tahun Depan
Advertisement . Scroll to see content

Studi Kelayakan Tol Bawah Laut IKN Rampung, Harus Digarap Bareng Kontraktor Asing

Kamis, 09 Mei 2024 - 07:12:00 WIB
Studi Kelayakan Tol Bawah Laut IKN Rampung, Harus Digarap Bareng Kontraktor Asing
Jembatan Pulau Balang di Teluk Balikpapan. Terowongan jalan tol bawah laut akan dibangun di Teluk Balikpapan demi pangkas waktu tempuh dari Bandara Sepinggan ke IKN. (Foto: Armydian Kurniawan/MPI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian menyampaikan bahwa saat ini studi kelayakan untuk pembangunan tol bawah laut Ibu Kota Nusantara (IKN) telah rampung dikerjakan. Maka tahap selanjutnya akan masuk ke proses lelang sebelum masuk dalam tahapan konstruksi. 

Hedy menambahkan, pembangunan tol bawah laut IKN memang sudah dijadwalkan untuk dibangun pada tahap kedua, sehingga belum masuk lelang pada tahun ini.

"Itu kan di tahap kedua nanti setelah 2024, jadi tunggu pemerintahan baru nanti. Mungkin Menteri PU selanjutnya," ujar Hedy saat ditemui di IKN dikutip, Kamis (9/5/2024).

Dia menjelaskan, pembangunan Tol bawah laut IKN atau immerse tunnel nantinya harus digarap bersama kontraktor asing. Sebab, kegiatan konstruksi tersebut baru pertama kali dilakukan di Indonesia, sehingga diperlukan ahli yang berpengalaman untuk menggarap proyek tersebut.

"Harus kerja sama sama asing yang berpengalaman, jadi nanti desainnya dari asing mungkin," tuturnya.

Studi proyek pembangunan Tol Bawah laut di IKN sendiri sebelumnya dikerjakan oleh PT Hutama Karya bersama dengan perusahaan asal Korea Daewoo Engineering & Construction Co Ltd.

Direktur Operasi I PT Hutama Karya (Persero), Agung Fajarwanto mengungkapkan, biaya pembangunan tol bawah laut IKN diproyeksikan bakal tembus sekitar Rp8-10 triliun. Nilai ini merupakan proyeksi kebutuhan biaya kasar berdasarkan pengalaman pengerjaan proyek-proyek di Eropa.

"Kami masih studi jadi kalau kita benchmark pekerjaan-pekerjaan yang ada di Eropa itu bisa jadi kebutuhan kasar ya antara Rp8-10 triliun konstruksi," ucap Agung beberapa waktu lalu.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut