Sukses Jadi Pemimpin, Ini 4 Tips CEO LinkedIn Jeff Weiner
JAKARTA, iNews.id - Menjadi CEO LinkedIn, mengantarkan Jeff Weiner memimpin perusahaan teratas versi Glassdoor. Namun, gaya manajemennya ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan supaya dapat sesukses sekarang.
Sebelum menjadi pemimpin perusahaan jaringan sosial berorientasi bisnis ini, Weiner rupanya pernah menjadi eksekutif di Yahoo pada Awal 2000-an. Menurut dia, perjalanan kariernya untuk sampai di titik yang sekarang cukuplah panjang.
"Aku mendengarkan dengan niat untuk membalas dan tidak berusaha untuk memahami. Aku berharap orang lain melakukan seperti apa yang kulakukan dan menjadi frustrasi ketika mereka tidak melakukannya," ujarnya dikutip dari CNBC, Sabtu (25/8/2018).
Sepanjang perjalanan kariernya, ia mengembangkan cara untuk menyusun prioritasnya. Melalui latihan-latihan ini, ia memastikan akan membuat ruang untuk mengembangkan para pekerja, dan visi yang strategis. Baginya kedua hal tersebut penting jika pemimpin ingin menumbuhkan organisasinya:
1. Rutinitas Memiliki Kekuatan
Ketika memiliki tanggung jawab yang lebih banyak, Weiner belajar menerapkan kekuatan dari rutinitas sehari-hari. Sebab, dengan mengetahui apa yang akan dilakukan setiap harinya dapat membuatnya lebih mudah fokus dan dapat mengatur harinya. Sejak bangun tidur hingga beranjak tidur, Weiner tahu apa yang akan dilakukan baik di rumah maupun di kantor.
Ketika bangun pada pukul 5.30 pagi, ia latihan, bermeditasi, dan menyiapkan anak-anaknya untuk berangkat sekolah. Pada malam harinya, ia tiba di rumah tepat waktu untuk makan malam, menempatkan anaknya tidur, dan menghabiskan waktu bersama istrinya. Setiap malam ia memastikan bisa tidur nyenyak dengan tidur pada pukul 10 malam.
Ia pun membagikan kiat-kiat dan apa saja yang bisa dipelajari oleh siapa pun dari pengalamannya yang giat ini. Bahkan ia memiliki rutinitas harian yang telah lama berdampak kuat kepadanya.
Salah satunya mengenai rutinitas harian yang diajarkan ayahnya sejak ia masih kecil. "Setiap malam sebelum tidur dia (ayah) akan berkata 'kamu dapat melakukan apa pun sesuai yang kamu inginkan' dan dia mengatakannya begitu sering sehingga akhirnya menjadi seperti kebiasaan sama seperti 'habiskan sayuranmu'," kata dia.
2. Jadwalkan Waktu Penyangga
Rutinitas Weiner tersebut juga termasuk menjadwalkan celah waktu di mana tidak ada yang dilakukan. Ia menggunakan celah ini dengan total 90 menit sehari untuk memproses informasi, mengejar email, dan memberi ruang untuk pelatihan dan percakapan mendadak.
Menurut dia, waktu penyangga ini sangat penting untuk produktivitas dan kreativitas. Pasalnya, untuk sukses dalam manajemen waktu adalah dengan cara menyisihkan waktu untuk berpikir, bukan hanya terus-menerus beraktivitas.
"Sudah waktunya untuk mengatur napas. Itu membuat perbedaan yang besar," kata dia.
3. Mengubah Strategi
Kunci dari beralih bagi setiap pemimpin baru adalah belajar mengurangi fokus pada eksekusi taktis dan lebih pada pemikiran strategis. Pengalihan ini adalah transisi mendasar untuk setiap pendiri startup atau manajer baru.
Meski ide ini mungkin mudah dimengerti, Weiner mengatakan, itu tidak selalu mudah dilakukan. Pasalnya, begitu berada di perusahaan baru dimulai semua orang perlu menyingsingkan lengan baju mereka untuk menyelesaikannya.
"Namun seiring waktu, jika kamu tidak memikirkan masa depan, jika kamu tidak memikirkan cara bagaimana mengarahkan perusahaan yang terus berubah. Kamu akan kembali ke bawah dan bereaksi pada lingkungan daripada memainkan permainanmu sendiri," ucapnya.
4. Luangkan Waktu untuk Melatih
Pemimpin di perusahaan kecil memang bertugas untuk menjadi pemecah masalah. Namun, penting juga untuk mewariskan keterampilan pemecahan masalah tersebut kepada para pemimpin lain di setiap tim perusahaan.
"Sangat penting setiap pimpinan mulai melakukan hal-hal ini untuk dirinya sendiri dan bahkan lebih penting lagi jika mereka mampu untuk melatih setiap orang di timnya," tuturnya.
"Dengan melatih para pemimpin tersebut sesuai dengan gayamu, maka kamu dapat memperluas jangkauan kepemimpinanmu dan membebaskan dirimu dari tugas-tugas yang lebih besar. Begitulah cara kamu untuk membangun perusahaan," ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk