Tak Hanya Permodalan, Ini Jurus BRI untuk Dorong UMKM Naik Kelas
JAKARTA, iNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk naik kelas dengan berbagai program pemberdayaan yang dimiliki. Ini menjadi bukti BRI untuk selalu memberikan solusi terhadap pengembangan ekosistem UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro.
Hal ini juga menjadi perhatian BRI khususnya di Unit BRI Cipayung, Jakarta Timur. Kepala Unit BRI Cipayung, Husnul Fuad menyebut, total total debitur yang berada di wilayahnya mencapai 1.987. Hingga akhir Februari 2024, total penyaluran kredit yang telah dilakukan mencapai Rp79,16 juta.
Selain permodalan, Fuad menyebut jika BRI juga memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM dalam pengembangan produk, upaya digitalisasi agar pelaku usaha bisa naik kelas.
"Kalau di BRI ada namanya UMKM naik kelas, pendampingan nasabah mulai dari produksi, packaging sampai dengan proses cara pemasaran," ujar Fuad beberapa waktu lalu.
Fuad menjelaskan, pendampingan yang diberikan BRI kepada pelaku UMKM di antaranya sosialisasi setiap 3 sampai 6 bulan sekali dari perwakilan kantor wilayah (kanwil) kepada nasabah terkait kiat-kiat untuk mengembangkan bisnisnya.
"Mulai dari produksi, hasil produksi, kemudian terkait packaging (hasil produksi) biar lebih rapih. Kemudian, legalitas usaha dan cara mempromosikan di media sosial," ucapnya.
Sementara dikutip dari siaran pers, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menyebut, keberagaman jenis pemberdayaan yang dimiliki BRI menjadi bukti nyata komitmen perseroan untuk selalu memberikan solusi terhadap pengembangan ekosistem UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro.
Sebagai contoh, pada level ultra mikro, BRI melalui aplikasi senyum mobile mencoba menjembatani bagaimana tiga entintas membentuk ekosistem layanan yang terintegrasi. Selain itu, dalam mendorong digitalisasi kelompok ultra mikro juga dikembangkan AgenBRILink Mekaar yang mampu mendorong inklusi dan literasi keuangan digital pada segmen masyarakat ultra mikro.
"BRI memiliki konsep pemberdayaan UMKM secara end to end, yakni pemberdayaan dari fase dasar hingga pengembangan platform berbasis digital yang mampu menjadi solusi pengembangan ekosistem UMKM. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa UMKM mempunyai daya saing dan mampu beradaptasi dengan pasar," kata Supari dalam keterangan tertulis.
Adapun Desa BRILiaN merupakan pemberdayaan berbasis ekosistem desa dengan empat pilar utama sebagai kunci sukses indikator pemberdayaan, yakni sustainability, digitalisasi, inovasi dan optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).
Program yang dimulai sejak 2020 ini telah mencetak lebih dari 3.100 desa sejahtera yang ditandai dengan peningkatan ekonomi masyarakat melalui inklusi dan literasi keuangan masyarakatnya.
Selanjutnya, Klasterkuhidupku yang merupakan program pemberdayaan yang fokus kepada kelompok usaha. Melalui program ini, lebih dari 23.200 kelompok usaha mikro menjadi binaan. Selain itu, lebih dari 1.800 bentuk pelatihan dan bantuan sarana prasarana produktif telah diberikan kepada kelompok usaha tersebut dalam upaya mendorong kapasitas dan kapabilitas kelompok usaha mikro lebih tangguh.
Kemudian program Figur Inspiratif Lokal (FIL) yang merupakan penguatan kepada pihak-pihak yang memiliki keahlian tertentu melalui pelatihan dan sertifikasi, sehingga mampu menjadi pendamping pelaku UMKM.
"Melalui program ini, BRI berupaya memberikan one stop solution kepada pelaku usaha mikro, tidak hanya di bidang keuangan namun juga non keuangan sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM. Saat ini, lebih dari 890 FIL yang sudah mendapatkan sertifikasi pendamping UMKM," ujarnya.
Terakhir, platform pemberdayaan online, Linkumkm. Program ini menyediakan berbagai modul pelatihan hingga self assessment scoring naik kelas. Pengembangan platform ini bertujuan untuk membawa UMKM Indonesia naik kelas melalui rangkaian program pemberdayaan terpadu.
"Tingginya penetrasi internet menjadi modal dasar masyarakat untuk lebih mudah mengakses secara online. Dalam kurun waktu 3 tahun, pelaku UMKM yang memanfaatkan pemberdayaan melalui platform tersebut mencapai lebih dari 6,1 juta pengguna," kata Supari.
Editor: Puti Aini Yasmin