Tawarkan Program Pensiun Dini, Begini Kinerja Keuangan Garuda
JAKARTA, iNews.id - Garuda Indonesia menawarkan pensiun dini kepada karyawan. Langkah ini dilakukan karena kinerja keuangan maskapai yang tertekan akibat pandemi Covid-19.
"Ini merupakan langkah berat yang harus ditempuh perusahaan. Namun opsi ini harus kami ambil untuk bertahan di tengah ketidakpastian situasi pemulihan kinerja industri penerbangan yang belum menunjukan titik terangnya di masa pandemi Covid-19 ini," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, Jumat (22/5/2021).
Garuda Indonesia merupakan perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dengan kode GIAA itu terakhir kali menyampaikan laporan keuangan kuartal III-2021 yang berakhir September.
Sepanjang Januari-September 2021, perseroan membukukan pendapatan usaha 1,14 miliar dolar AS, setara Rp16 triliun, turun 68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,54 miliar dolar AS.
Penurunan pendapatan terjadi pada penumpang dan kargo. Pendapatan dari penumpang turun 71 persen menjadi 736 juta dolar AS dan kargo turun 26 persen menjadi 180 juta dolar AS. Pendapatan Garuda dari penerbangan charter naik hampir 4 kali lipat menjadi 47 juta dolar AS. Sementara dari haji turun 100 persen alias 0 dari sebelumnya 294 juta dolar AS.
Penurunan aktivitas bisnis terlihat pada penurunan beban usaha dari 3,28 miliar dolar AS menjadi 2,24 miliar dolar AS. Bahan bakar yang menjadi salah satu komponen beban terbesar turun hingga 64 persen menjadi 322 juta dolar AS.
Alhasil, Garuda mencatatkan rugi bersih 1,07 miliar dolar AS atau Rp15 triliun. Padahal pada periode yang sama tahun 2019, perseroan membukukan laba bersih 122 juta dolar AS.
Sementara itu, aset Garuda melonjak dari 4,45 miliar dolar AS menjadi 9,90 miliar dolar AS. Kenaikan aset disebabkan oleh aset tidak lancar, khususnya aset tetap yang naik dari 1,14 miliar dolar AS menjadi 6,86 miliar dolar AS.
Liabilitas Garuda juga naik tajam dari 3,73 miliar dolar AS menjadi 10,36 juta dolar AS. Kenaikan berasal dari liabilitas sewa pembiayaan yang mencapai 4,27 miliar dolar AS dan liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat 1,07 miliar dolar AS.
Sementara ekuitas Garuda hingga 30 September 2021 minus 455 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang plus 720 juta dolar AS. Ekuitas negatif tersebut membuat Garuda mendapatkan notasi khusus dari BEI.
Editor: Rahmat Fiansyah