Tegas! Menteri ESDM Minta Blok Masela Berproduksi 1 Januari 2030

JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan bahwa proyek Blok Masela harus berproduksi pada 2030. Hal itu merespons pernyataan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang mengatakan bahwa Inpex menyatakan proyek tersebut beroperasi pada 2032.

"Tidak mau. 2030 tanggal 1 sudah harus on stream," kata dia tegas ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/9/2023).

Baca Juga

AMMAN Kantongi Rekomendasi Ekspor Konsentrat Tembaga hingga April 2026

Diungkapkan Arifin, apabila pada 2030 proyek itu belum juga onstream maka Plan of Development (POD) harus dievaluasi.

"Kita evaluasi POD nya. kita evaluasi harus komit dong mengajukan POD misalnya ini tapi syaratnya ini," ucap dia.

Baca Juga

Caplok 35 Persen Blok Masela, Pertamina dan Petronas Bayar Rp9,75 Triliun

Arifin menambahkan, keharusan onstream di 2030 lantaran pemerintah memiliki target 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (Bscfd) pada 2030.

Baca Juga

Sah! Pertamina dan Petronas Kantongi 35 Persen Saham Blok Masela

"Ya kita targetnya 1 juta di 2030, Kalau makin lama nggak dapet duit, ditanam mulu. Dari 15 tahun, kemarin kan janjinya 2027 tiba-tiba Shell cabut abis itu Covid ya oke lah, ada sedikit kita consider sampai 2030 tanggal 1 Januari," tutur Arifin.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Inpex menargetkan operasi Blok minyak dan gas (migas) Masela, Maluku mundur menjadi di tahun 2032 yang mana sebelumnya ditargetkan untuk operasi di tahun 2027.

Sebagaimana diketahui, Pertamina saat ini memegang hak partisipasi di Blok Masela sebesar 20 persen dan Petronas sebesar 15 persen menggantikan posisi Shell di blok tersebut. Sementara sisanya 65 persen masih dipegang oleh perusahaan minyak asal Jepang alias Inpex tersebut.

Editor: Puti Aini Yasmin