Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mentan Gencarkan Operasi Pasar hingga Harga Beras di Bawah HET
Advertisement . Scroll to see content

Tekan Impor, Ini 3 Strategi Mentan Genjot Produksi Kedelai Nasional

Senin, 19 September 2022 - 18:22:00 WIB
Tekan Impor, Ini 3 Strategi Mentan Genjot Produksi Kedelai Nasional
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan telah menyiapkan 3 strategi untuk menggenjot produksi kedelai nasional. Hal itu dilakukan untuk menekan impor kedelai di tengah ketidakpastian global.

Adapun 3 strategi yang akan dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan), yaitu: 
- pengadaan bibit kedelai yang mempunyai produktivitas lebih tinggi
- menetapkan harga beli terhadap kedelai terhadap petani
- membuka lahan tanam kedelai 
 
Menurut dia, untuk pengadaan bibit kedelai, Kementan akan berupaya maksimal menyediakan bibit-bibit unggul kedelai lokal, bahkan mengimpor bibit unggul dari luar negeri. 

"Menggunakan bibit impor kalau perlu, dan tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal dengan varietas tinggi," ujar Syahrul, seusai Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Presiden, Senin (19/9/2022).

Dengan menggunakan varietas unggul, lanjutnya, Indonesia mampu mengejar produktivitas kedelai hingga 4 ton perhektarnya, sehingga impor kedelai bisa ditekan.

"Artinya selama ini kedelai misalnya hanya 1,5 ton per hektare sampai 2 ton diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu diatas 3 sampai 4 ton per hektar," ungkap Syahrul.

Terkait penetapan harga beli kedelai dari petani, Mentan mejelaskan  rencana tersebut juga sedang dibahas lebih lanjut bersama kementerian terkait dan Presiden.

"Kita berharap dalam satu minggu ini, biasanya bapak presiden setiap minggu mengecek masalah pertanian, kesediaan pangan, satu minggu ini saya yakin pak menko sudah mengeluarkan kesepakatan kita untuk menetapkan harga pembelian minimal bagi kedelai," kata Syahrul.

Dengan adanya penetapan harga beli minimal untuk kedelai diharapkan bisa meningkatkan produksi dalam negeri. "Pak Menko (Perekonomian) akan menetapkan berapa harga beli yang harus ada sehingga ada kepastian harga dari kedelai yang ada. tentu saja ini akan dirapatkan, akan disampaikan pak menko, sehingga dengan demikian petani betul-betul siap untuk menanam," tutur Syahrul.

Terkait dengan strategi membuka lahan tanam kedelai,  pemerintah saat ini juga tengah mempersiapkan lahan seluas 352.000 hektare, adapun saat ini baru ditanam seluas 67.000 hektare.

Dia menjelaskan, minimnya produksi kedelai petani tersebut membuat pemerintah harus melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan kedelai Nasional setiap tahunnya, bahkan nilainya 90 persen kedelai yang ada di Indonesia masih impor. 

Minimnya produksi kedelai dipicu kurangnya minat petani untuk menanam kedelai disebabkan oleh harga jual yang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan menanam komoditas lain misalnya jagung. 

Mentan menjelaskan, sebetulnya kedelai dan jagung memiliki harga jual yang sama, akan tetapi tingkat produktivitas kedua komoditas tersebut sangat jauh berbeda. Misal Perhektare jagung bisa menghasilkan 6-7 ton, maka saat ini kedelai hanya mampu memproduksi 1,5 juta dengan luasan lahan yang sama.

"Berapa harga kedelai tentu saja kita berharap harganya betul-betul bisa menghitung biaya produksi dan akhirnya para petani kita yang kemarin beralih dari kedelai ke jagung dan lain-lain mau kembali menanam kedelai," ujar Syahrul.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut