Temui PM Modi di AS, Elon Musk Siap Investasi di India

SAN FRANCISCO, iNews.id - CEO Tesla Elon Musk bertemu dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, Selasa (20/6/2023) waktu setempat di tengah kunjungan kenegaraan pemimpin India ke Amerika Serikat (AS). Dalam pertemuan tersebut, Modi mendorong produsen mobil listrik Tesla untuk berinvestasi di India.

Mengutip Reuters, Musk mengatakan bahwa India memiliki potensi kuat di masa depan dengan energi berkelanjutan termasuk tenaga surya, paket baterai stasioner, dan kendaraan listrik. Dia juga berharap bisa membawa layanan internet satelit Starlink ke negara tersebut.

Baca Juga

Purbaya Ajarkan Siswa SMA Soal APBN, supaya Cerdas saat Kritik Pemerintah

"Dia (Modi) sangat peduli dengan India karena dia mendorong kami untuk melakukan investasi yang signifikan di India, yang merupakan sesuatu yang ingin kami lakukan. Saya yakin Tesla akan berada di India dan akan melakukannya secepat mungkin," ujar Musk dikutip, Rabu (21/6/2023).

Negara Asia Selatan itu saat ini ingin mengizinkan beberapa perusahaan AS berkolaborasi dengan perusahaan India untuk investasi di sektor antariksa, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Baca Juga

Elon Musk Kembali Jadi Orang Terkaya di Dunia, Hartanya Tembus Rp2.863 Triliun

India membuka jalan untuk peluncuran swasta pada tahun 2020 dan ingin perusahaan luar angkasa swasta meningkatkan pangsa pasar peluncuran global hingga lima kali lipat dalam dekade berikutnya.

Baca Juga

Elon Musk Kunjungi China, Siap Ekspansi Bisnis Tesla

Pada bulan lalu, eksekutif Tesla mengunjungi India dan mengadakan pembicaraan dengan birokrat dan menteri India untuk membangun basis manufaktur mobil dan baterai di India. Musk juga menyinggung India sebagai tempat yang menarik untuk menjadi pabrik baru pada akhir tahun ini.

Adapun, perusahaan AS perlu mengurangi ketergantungan pada China sebagai basis manufaktur dalam menghadapi ketegangan antara Washington dan Beijing. Pada tahun lalu, Tesla menangguhkan rencana masuk ke India karena struktur pajak impor yang tinggi.

Editor: Aditya Pratama