Teror Bom, Standard Chartered Pastikan Cabang di Surabaya Beroperasi
JAKARTA, iNews.id - Standard Chartered Indonesia memastikan ketiga kantor cabangnya di Surabaya, Jawa Timur tetap beroperasi seperti biasanya, meskipun teror bom di Surabaya terus berlanjut sejak kemarin.
Head of Wealth of Management Standard Chartered Indonesia Bambang Simarno mengatakan, pihaknya langung memastikan keadaan seluruh stafnya di ketiga kantor cabangnya tersebut sejak ada pemberitahuan awal tentang kejadian ini.
"Memang ketiga cabang kami di Surabaya masih tetap beroperasi seperti biasa. Kita masih melayani nasabah, semua karyawan masih ada di kantor cabang semuanya," ujar Bambang di Menara Standard Chartered, Jakarta, Senin (14/5/2018).
Sampai saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan bagaimana situasi kondisi di Surabaya meskipun hasilnya masih tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Masih tetap bussiness as usual, intinya tetap layani nasabah dan tidak ada perubahan," kata dia.
Kendati tidak berdampak buruk pada bisnis perusahaan, namun Chief Executive Officer Standard Chartered Indonesia Rino Donosepoetro berharap kejadian ini tidak berlanjut. "Memang teror tidak ada hubungannya dengan bisnis tapi kita harap tidak terjadi lagi," tutur Rino pada kesempatan yang sama.
Sebagai informasi, rentetan teror bom telah mengguncang di empat titik pada wilayah Surabaya, Jawa Timur pada Minggu 13 Mei 2018 pagi. Bom meledak sesaat sebelum umat Nasrani melakukan ibadah kebaktian Minggu.
Kemudian, kembali terjadi ledakan bom di Surabaya, Jawa Timur. Kali ini, bom meledak tepatnya di depan Mako penjagaan Polrestabes Surabaya, Jawa Timur. Ledakan terjadi sekitar pukul 08.50 WIB pada Senin, 14 Mei 2018.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes, masih satu jaringan dengan keluarga Dita Oepriyanto yang merupakan pelaku pengeboman di gereja Pantekosta di Jalan Arjuno, Surabaya.
Data sementara dari kepolisian menyatakan korban ledakan di Mapolrestabes Surabaya sebanyak 10 orang. Empat korban merupakan Aparat Kepolisian dan enam warga sipil. Dari jumlah itu, ada empat orang meninggal yang merupakan pelaku.
Editor: Ranto Rajagukguk