Terowongan Ambles di Jalan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diperbaiki, Lalu Lintas Ditutup

JAKARTA, iNews.id - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melakukan perbaikan pada terowongan yang ambles di jalan kereta cepat Jakarta-Bandung, Kamis (3/6/2021). Terkait dengan perbaikan tersebut, lalu lintas di sekitar Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, ditutup sementara. 

Ketua Tim Pelaksana Gugus Tugas Khusus Pengendalian Perizinan dan Pengawasan Kegiatan terhadap Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Tol, Hadrianus Bambang, mengatakan PT KCIC melakukan antisipasi dan penanganan longsoran di jalan yang digunakan sebagai jalur pengalihan (detour) jalan nasional. 

Baca Juga

Dukung Ekonomi Hijau, MNC Peduli Raih Dua Penghargaan di Indonesian Circular Economy Award 2025

Kejadian penurunan tanah atau ambles mulai terjadi pada Senin pagi (31/5/2021). Namun Bambang menepis pemberitaan di beberapa media yang menyebutkan terowongan rubuh atau menyebabkan terputusnya Jalan Raya Padalarang-Purwakarta. 

"Bagian yang amblas adalah lajur pengalihan ( detour ) pada jalan yang tidak dipergunakan untuk lalu lintas," kata Bambang di Jakarta, Kamis (3/6/2021).

Saat ini, sudah dilakukan perbaikan dengan pengecoran dan pengisian serta penguatan struktur tanah (grouting) agar tidak kembali terjadi amblasan.

"Selama proses ini, lajur lalu lintas ditutup satu lajur sampai selesainya pekerjaan grouting . Setelah proses grouting selesai, maka jalur lalu lintas akan dikembalikan ke dua lajur sesuai kapasitas semula," ujar Bambang.

Untuk diketahui penurunan tanah tidak mengganggu proses pekerjaan kontruksi terowongan Tunnel 8 KCJB. Di sisi lain, tim di lapangan juga melakukan penataan drainase yang baik mengingat lokasi tersebut berada pada tikungan jalan dengan super elevasi miring dan juga jalan menurun yang tujuannya menjauhkan aliran air dari badan terowongan. 

Antisipasi dan mitigasi dalam setiap langkah pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung selalu kami lakukan. Begitu juga koordinasi dan komunikasi serta pelibatan para ahli agar dampak pembangunan bisa diminimalisasi dan pembangunan bisa berjalan dengan baik. 

Editor: Jeanny Aipassa