Terungkap, Ini Alasan Shell Hengkang dari Blok Masela

JAKARTA, iNews.id - Rencana Shell Upstream Overseas Ltd hengkang dari Blok Masela di Maluku akhirnya terjawab. Anak usaha Royal Dutch Shell Plc tersebut cabut karena hitung-hitungan bisnis.
Presiden Inpex, Takayuki Ueda mengatakan, keputusan keluar dari Blok Masela diambil usai Shell mengevaluasi portofolio bisnisnya di seluruh dunia.
"Mereka menerka-nerka bahwa investasi di negara lain lebih menguntungkan mereka. Jadi mereka mengutamakan itu," ujarnya dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR Jakarta, Senin (24/8/2020).
Takayuki mengungkapkan, Inpex justru menilai proyek Blok Masela sangat menarik. Perusahaan asal Jepang itu siap menggarap blok migas tersebut.
"Inpex sebagai operator memiliki pandangan yang lain. Kita tetap komitmen untuk kegiatan tersebut yakni kegiatan di Proyek Masela ini, dan kita akan melanjutkan kerja sama dengan SKK Migas," ujarnya.
Takayuki menyebut, langkah Shell cabut dari Masela sudah terjadi di atas kertas. Langkah tersebut, kata dia, juga sudah disetujui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sebagai konsekuensi dari divestasi, Shell akan membuka data room Blok Masela yang meliputi data sumur, seismik, dan komersial.
"Menurut informasi, surat sudah ditandatangani, dengan ditandatangani surat itu Shell akan segera memulai proses divestasinya kepada potential buyers mereka. Itu yang bisa kami sampaikan," kata dia.
Untuk diketahui, Shell akan melepas participating interest (PI) atau hak kelola di Blok Masela. Di blok tersebut, Shell memiliki PI 35 persen dan 65 persen dimiliki Inpex. Kedua perusahaan telah bermitra sejak 1998.
Editor: Rahmat Fiansyah