Tesla Tertarik Produksi Baterai Mobil Listrik di Indonesia, Diskusi Terus Berjalan
JAKARTA, iNews.id - Indonesia dibidik masuk dalam rantai pasok mobil listrik Tesla. Sebagai produsen nikel terbesar dunia, Indonesia dilirik sebagai basis produksi baterai listrik bagi Tesla.
"Saat ini (diskusi) sudah berjalan," ujar Anggota Komite Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rizal Calvary saat dihubungi, Jumat (30/10/2020).
CEO sekaligus Founder Tesla, Elon Musk tengah kesulitan mencari nikel sebagai bahan baku baterai. AS sebagai basis produksi utama mobil listrik Tesla diakuinya tak mampu memproduksi nikel dalam jumlah memadai.
Dia secara khusus juga memuji Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia. Dalam artikel yang menjadi rujukan Musk, Indonesia memproduksi 800.000 metrik ton nikel per tahun, jauh di atas negara-negara lain.
"Nikel sangat menantang untuk diproduksi dalam skala besar sebagai baterai tahan lama. Australia dan Kanada cukup bagus. Produksi nikel AS jujur saja jelek. Indonesia luar biasa," kata Musk lewat akun Twitter @elonmusk.
Tak hanya itu, Musk membuka peluang memasarkan mobil listrik di Indonesia. "Cukup adil, saya akan bahas bersama tim," katanya.
Nickel is the biggest challenge for high-volume, long-range batteries! Australia & Canada are doing pretty well. US nickel production is objectively very lame. Indonesia ???????? is great! https://t.co/0MeEE5wRfo
— Elon Musk (@elonmusk) July 27, 2020
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya mengatakan, Tesla tertarik membangun pabrik di Indonesia. Dia ditelepon oleh perwakilan Tesla yang ingin membangun pabrik baterai lithium.
Menperin akan mengarahkan Tesla membangun pabrik di Batang, Jawa Tengah. Pasalnya daerah tersebut mempunyai kawasan industri yang sangat kompetitif dari sisi lahan hingga upah buruh.
Editor: Rahmat Fiansyah