Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Thailand Jadi Surga FDI, Arsjad Rasjid: Contoh Reformasi Peraturan Bisnis bagi ASEAN

Senin, 10 Juli 2023 - 20:46:00 WIB
Thailand Jadi Surga FDI, Arsjad Rasjid: Contoh Reformasi Peraturan Bisnis bagi ASEAN
Ketua ASEAN-BAC, Arsjad Rasjid, saat melakukan roadshow ke Thailand, pada 6-9 Juli 2023. (Foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, mengatakan Thailand kini menjelma menjadi surga investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). 

Hal itu, dapat menjadi contoh reformasi bisnis bagi negara-negara ASEAN lainnya, yakni Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Vietnam. 

Menurut Arsjad, langkah-langkah strategis yang dilakukan Pemerintah Thailand melalui reformasi peraturan bisnis, telah membuat Thailand menjadi magnet bagi investor asing
 
“Selaku Ketua ASEAN-BAC Tahun 2023, saya sangat mendukung langkah-langkah strategis Pemerintah Thailand untuk memfasilitasi kemudahan berusaha bagi investor asing. Banyak hal yang bisa dikerjasamakan di berbagai sektor antara Thailand dan ASEAN, juga dengan Indonesia,” kata Arsjad, dalam pernyataan resmi mengenai kunjungan ke Thailand bersama delegasi ASEAN-BAC pada pekan lalu, seperti dikutip Senin (10/7/2023).

Dia menjelaskan, investasi asing langsung kini menjadi elemen penting bagi pembangunan ekonomi, industri, dan perdagangan Thailand. Di ASEAN, Thailand juga menjadi salah satu negara dengan reformasi peraturan bisnis terbanyak, memfasilitasi proses pengaturan, dan mengurangi waktu untuk memulai bisnis dari 29 hari menjadi 6 hari.
 
Pada 2022, realisasi investasi di Thailand mencapai 20 miliar dolar AS atau naik 39 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong investasi asing langsung di sektor elektronik, rantai pasokan kendaraan listrik (EV), dan pusat data.
 
“Thailand  saat ini menjadi  lokasi produksi  bagi pembuat mobil internasional, seperti Mercedes, Toyota, dan GWM, terutama untuk kendaraan listrik. Thailand tumbuh menjadi magnet bagi investor asing dalam mengembangkan kendaraan listrik di wilayah ASEAN,” ungkap Arsjad.  

Terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Arsjad menjelaskan, Indonesia memiliki kepentingan yang sama dengan Thailand dalam memproduksi kendaraan listrik dan baterai otomotif.  Saat ini, telah dibentuk usaha patungan melalui  kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Thailand untuk  memperkuat rantai pasokan otomotif.

Menurut dia, posisi strategis Thailand dan Indonesia di pasar otomotif dunia, ditambah sumber daya  alam melimpah, seperti bauksit dan nikel, menjadikan kedua negara itu sebagai  surga investasi.
 
“Dengan mengintegrasikan sumber daya, teknologi, dan kemampuan produksi, kami dapat membangun rantai pasokan yang efisien dan tangguh di ASEAN untuk industri EV global,” ujar Arsjad.

Arsjad bersama delegasi ASEAN-BAC melalukan roadshow berada di Bangkok, pada 6-9 Juli 2023, terkait kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC Tahun 2023. Sebelumnya, ASEAN-BAC melakukan roadshow  ke Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
 
Dalam roadshow tersebut, delegasi ASEAN-BAC bertemu pejabat pemerintah dan para pelaku usaha di Thailand. Beberapa hal yang dibahas terutama mengenai isu prioritas ASEAN-BAC seperti transformasi digital dalam finansial, pembangunan berkelanjutan terkait ekosistem energi bersih seperti EV, ketahanan pangan di kawasan, penguatan infrastruktur kesehatan, dan yang paling penting adalah penguatan investasi dan perdagangan intra-ASEAN. 

Para delegasi juga secara khusus mengajak pejabat pemerintah dan para pelaku usaha menghadiri ASEAN Business Investment Summit (ABIS) 2023 dan Asean Business Awards (ABA) 2023 yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada 3-4 September 2023.

Selain itu, lanjut Arsjad, delegasi ASEAN-BAC yang dipimpinnya juga menyampaikan sejumlah rekomendasi terkait upaya peningkatan investasi di sektor pertanian dan pangan. 

ASEAN-BAC berusaha untuk meningkatkan investasi intra-ASEAN yang lebih inklusif pada kedua sektor tersebut. Telah dikembangkan legacy project seperti Inclusive Closed Loop Model for Agricultural Product dan ASEAN One Shot Campaign.

Sementara itu, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega menyatakan bahwa saat ini telah terbentuk sebuah  integrasi sistem QRIS antara Indonesia dan Thailand. Keterbukaan ini menciptakan peluang besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan bisnis pariwisata di kalangan negara-negara ASEAN.
 
QRIS menawarkan solusi pembayaran yang efisien dan aman, dan memperluas jangkauan ke basis konsumen yang lebih luas di Thailand dan Indonesia.  Secara bersamaan, konsumen di kedua negara akan menikmati aksesibilitas yang lebih besar ke berbagai produk.  

"Integrasi sistem QRIS di Thailand merupakan kebanggaan ASEAN-BAC untuk  membangun sistem pembayaran Kode QR di ASEAN,” kata Dino.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut