The Fed Prediksi Krisis Perbankan Picu Resesi di Akhir 2023
WASHINGTON, iNews.id - Menurut dokumen Federal Reserve (The Fed) yang dirilis Rabu (12/4/2023) waktu setempat, krisis perbankan Amerika Serikat (AS) berpotensi memicu ekonomi masuk ke dalam resesi pada akhir tahun ini.
Wakil Ketua Pengawas The Fed Michael Barr mengatakan sektor perbankan sehat dan tangguh. Namun krisis perbankan akan memberi dampak pada ekonomi AS.
"Mengingat penilaian mereka tentang dampak ekonomi potensial dari perkembangan sektor perbankan baru-baru ini, proyeksi staf pada saat pertemuan bulan Maret termasuk resesi ringan mulai akhir tahun ini, dengan pemulihan selama dua tahun berikutnya," bunyi ringkasan March Meeting of the Federal Open Market Committee (FOMC), dikutip dari CNBC International, Jumat (14/4/2023).
Hasil rapat tersebut memperkirakan produk domestik bruto (PDB) AS hanya tumbuh 0,4 persen sepanjang tahun ini. Padahal PDB AS pada kuartal I 2023 diperkirakan tumbuh 2,2 persen. Ini mengindikasikan kemunduran di akhir tahun.
Adapun krisis perbankan yang terjadi menimbulkan beberapa spekulasi bahwa The Fed kemungkinan akan menahan suku bunga. Namun para pejabat The Fed menekankan masih akan melakukan banyak upaya untuk meredakan inflasi.
The Fed akhirnya memilih menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen pada Maret 2023 lalu, kenaikan kesembilan kalinya selama setahun terakhir. Itu membawa suku bunga inti AS berada di kisaran 4,75-5 persen, level tertinggi sejak akhir 2007.
Kenaikan suku bunga terjadi kurang dari dua minggu setelah Silicon Valley Bank, yang saat itu merupakan lembaga terbesar ke-17 di AS, kolaps setelah simpanannya habis. Kegagalan SVB dan dua bank lainnya mendorong The Fed menciptakan fasilitas pinjaman darurat untuk memastikan bank dapat melanjutkan operasinya.
Sejak pertemuan tersebut, data inflasi sebagian besar sejalan dengan tujuan The Fed. Para pejabat memperkirakan inflasi akan melambat.
"Mencerminkan efek dari pengetatan yang kurang diproyeksikan di pasar produk dan tenaga kerja, inflasi inti diperkirakan akan melambat tajam tahun depan," kata risalah tersebut.
Editor: Jujuk Ernawati