Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mendagri Minta Maaf: Saya Tak Bermaksud Mengecilkan Bantuan Bencana dari Malaysia
Advertisement . Scroll to see content

Tumbuhkan Pangsa Pasar, Malaysia Akan Pangkas Tarif Pajak Ekspor CPO

Rabu, 11 Mei 2022 - 14:11:00 WIB
Tumbuhkan Pangsa Pasar, Malaysia Akan Pangkas Tarif Pajak Ekspor CPO
Pemerintah Malaysia mempertimbangkan pemotongan tarif pajak ekspor CPO untuk membantu kekurangan suplai minyak dan menumbuhkan pangsa pasar. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah Malaysia mempertimbangkan pemotongan tarif pajak ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Hal ini untuk membantu kekurangan suplai minyak dan menumbuhkan pangsa pasar.

Dikutip dari Reuters, Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Zuraida Kamaruddin menuturkan, pihaknya tengah mengajukan gagasan ini kepada Menteri Keuangan Malaysia, Tengku Datuk Seri Utama Zafrul bin Tengku Abdul Aziz. Sebelumnya, menteri keuangan telah membentu komite untuk membahas hal ini.

Zuraida menyebut, Malaysia akan memotong pajak menjadi 4 persen hingga 6 persen dari tarif awal 8 persen. Keputusannya akan disusun pada Juni mendatang.

Malaysia sendiri memang sedang meningkatkan pangsa pasar CPO, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina yang mengganggu pengiriman minyak bunga matahari serta larangan ekspor minyak sawit dari Indonesia.

"Dalam krisis ini mungkin kita bisa bersantai sedikit dan lebih banyak minyak sawit bisa diekspor," ujar Zuraida dikutip, Rabu (11/5/2022).

Dalam proposal yang diajukan, pihaknya juga meminta agar menteri keuangan mempercepat pemotongan pajak untuk produsen minyak sawit Malaysia terbesar, FGV Holdings.

Malaysia juga menunjukkan komitmen implementasi B30 untuk memprioritaskan pasokan ke industri pangan global dan domestik.

"Kita harus prioritaskan untuk memberi makanan kepada dunia terlebih dulu," kata dia.

Dia mengatakan, negara-negara pengimpor minyak sawit Malaysia meminta agar negara tersebut memotong pajak ekspornya.

"Mereka merasa harga itu terlalu tinggi karena biaya rantai pasok juga tinggi, karena harga minyak," tuturnya.

Food and Agriculture Organization (FAO) telah memperingatkan bahwa harga makanan bisa naik hingga 20 persen imbas perang tersebut. Bahkan, risiko malnutrisi juga meningkat.

"Pembeli dari India, Iran dan Bangladesh mengusulkan untuk menukar hasil pertanian seperti beras, gandum, buah-buahan dan kentang untuk minyak sawit Malaysia," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut