United Tractors (UNTR) Rampungkan Akuisisi 19,99 Persen Saham NIC Senilai Rp9,30 Triliun
JAKARTA, iNews.id - PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), telah menyelesaikan transaksi akuisisi 19,99 persen saham baru yang dikeluarkan Nickel Industries Limited (NIC).
Sekretaris Perusahaan United Tractors, Sara K. Loebis, mengatakan akuisisi 19,99 persen saham NIC tersebut setara 857 juta saham dengan total nilai transaksi sebesar 942,7 juta Dolar Australia atau setara Rp9,30 triliun.
“Aksi strategis perseroan dalam pengambilan 19,99 persen kepemilikan saham di NIC merupakan salah satu langkah penting dalam diversifikasi dan ekspansi bisnis United Tractors di industri mineral,” kata Sara, dalam keterangan resminya, Jumat (22/9/2023).
Sebagai informasi, NIC merupakan perusahaan terkemuka di bidang pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi, dengan aset utama yang berlokasi di dalam atau dekat dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi dan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera.
NIC memiliki 80 persen saham di PT Hengjaya Mineralindo (perusahaan tambang nikel) yang merupakan salah satu pemasok terbesar bijih limonit dan saprolit high-grade ke IMIP. Selain itu, NIC memiliki saham mayoritas dan mengoperasikan sebanyak 12 lines Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
Dikutip dari Half Year 2023 Reports yang di disampaikan oleh NIC, sepanjang semester pertama tahun 2023, NIC telah memproduksi sebanyak 59.957 ton logam nikel yang terdiri dari 49.792 ton Nickel Pig Iron (NPI) dan 10.165 ton Nickel Matte dari fasilitas smelter yang dimiliki.
NIC juga telah menambang sebanyak 5,2 juta wet metric tons (wmt) bijih nikel, yang terdiri dari 1,4 juta wmt bijih saprolit dan sebanyak 3,8 juta wmt bijih limonit dari tambang nikel Hengjaya.
Sebelumnya, UNTR berkomitmen untuk mengurangi kontribusi bisnis batu bara terhadap kinerja perseroan. Di mana, saat ini, 70 persen dari pendapatan perseroan masih berasal dari lini bisnis batu bara.
Sara mengungkapkan, UNTR optimistis kontribusi segmen bisnis non batu bara dapat mencapai 50 persen, sejalan dengan target nol emisi karbon di 2030 yang dicanangkan pemerintah.
Kontribusi bisnis non batu bara perseroan diyakini akan terus meningkat seiring dengan selesainya transaksi sejumlah inisiatif bisnis non batu bara yang dijajaki.
“Kami masih punya waktu sampai 2030 untuk mencapai porsi tersebut. Artinya, bisnis yang bukan batu bara harus digenjot naik,” kata Sara.
Perihal kinerja, UNTR membukukan laba bersih sebesar Rp11,21 triliun di semester I 2023. Angka itu naik 8,30 persen dari periode yang sama tahun 2022 lalu yang sebesar Rp10,35 triliun. Sejalan dengan laba bersih, pendapatan UNTR juga naik 13,61 persen menjadi Rp68,76 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp60,44 triliun.
Editor: Jeanny Aipassa