Usai Pengumuman Kerugian, CFO Bed Bath & Beyond Ditemukan Tewas Terjatuh dari Menara Jenga
NEW YORK, iNews.id - Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Bed Bath & Beyond Inc (BBBY.O) ditemukan tewas terjatuh dari Menara Jenga, gedung pencakar langit Tribeca New York, Amerika Serikat (AS). Peristiwa naas itu terjadi dua hari setelah perusahaan mengumumkan kerugian dan rencana penutupan 150 toko serta pengurangan karyawan pada 31 Agustus 2022.
Kepolisian New York menyatakan mendapat laporan tentang seorang pria yang ditemukan tewas di dekat Menara Jenga dengan tubuh terluka akibat jatuh, pada Jumat (2/9/2022) sore.
Dalam peryataan pada Minggu (4/9/2022) seperti dikutip Reuters, Kepolisian New York mengungkapkan dari hasil identifikasi pria yang tewas itu adalah CFO Bed Bath & Beyond, Gustavo Arnal (52).
Bed Bath & Beyond telah mengkonfirmasi kematian Gustavo Arnal dalam sebuah pernyataan pers pada Minggu (4/9/2002) tanpa menyebutkan rincian penyebab kematian. Disebutkan Kantor Pemeriksa Medis Kota New York akan menentukan penyebab kematian Gustavo Arnal.
Kematian Gustavo Arnal menjadi pukulan beruntun bagi Bed Bath & Beyond yang telah mengumumkan kerugian besar. Beberapa hari sebelum kematian Gustavo Arnal, perusahaan peralatan mandi itu menyatakan akan menutup 150 toko, mengurangi karyawan dan merombak strategi merchandising akibat kerugian yang dialami.
Bed Bath & Beyond memperkirakan penurunan penjualan lebih dari 26 persen pada kuartal II 2022 dan akan mempertahankan bisnis perlengkapan mandi bayi.
Pada 16-17 Agustus 2022, Gustavo Arnal menjual 55.013 saham di Bed Bath & Beyond dalam beberapa transaksi. Penjualannya berjumlah sekitar $1,4 juta, dan Arnal masih memiliki hampir 255.400 saham tersisa.
Pada 23 Agustus, Bed Bath & Beyond, Gustavo Arnal, dan pemegang saham utama Ryan Cohen, digugat atas tuduhan menggelembungkan harga saham perusahaan secara artifisial dalam skema "pump and dump".
Gugatan itu menuduh Gustavo Arnal menjual sahamnya dengan harga lebih tinggi setelah skema tersebut. Gugatan class action itu diajukan oleh sekelompok pemegang saham yang mengklaim mereka kehilangan sekitar 1,2 miliar dolar AS.
Pengajuan di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia menuduh bahwa Gustavo Arnal setuju untuk mengatur semua penjualan orang dalam oleh pejabat dan direktur BBBY untuk memastikan bahwa pasar tidak akan dibanjiri dengan sejumlah besar saham BBBY pada waktu tertentu. Dia juga dituduh mengeluarkan pernyataan yang menyesatkan secara material kepada investor.
Bed Bath & Beyond mengatakan gugatan itu pada tahap awal dan perseroan sedang mengevaluasi keluhan, tetapi berdasarkan pengetahuan saat ini, perusahaan percaya bahwa klaim tersebut tidak berdasar.
Saham Bed Bath & Beyond sangat fluktuatif dalam beberapa bulan terakhir, dipandang sebagai apa yang disebut saham "meme", yang lebih banyak diperdagangkan berdasarkan sentimen media sosial daripada fundamental ekonomi.
Ryan Cohen, seorang investor miliarder, mengungkapkan kepemilikan hampir 10 persen saham Bed Bath & Beyond pada awal Maret 2022. Namun pada 17 Agustus 2022, RC Ventures Cohen mengungkapkan rencana untuk menjual saham Ryab Cohen.
Editor: Jeanny Aipassa