Usung Konsep Green Building, Menara Danareksa Sukses Hemat Banyak Energi

JAKARTA, iNews.id - Menara Danareksa merupakan gedung perkantoran dan pertemuan modern yang berlokasi di Jalan Merdeka Selatan. Memiliki 22 lantai, 17 lantai dari gedung mewah ini diisi oleh perkantoran dan di lantai bawah terdapat berbagai retail, seperti bank, serta tenant food and beverage (F&B).
Dibangun oleh PT Pembangunan Perumahan (PT PP), Menara Danareksa mengusung konsep green building (ramah lingkungan) dan telah memperoleh sertifikat Gold Green Building oleh UBK. Konsep green building tersebut terlihat dari fasad gedung, di mana pada bagian cangkang luar terdapat cage yang berfungsi sebagai penahan sinar matahari agar tidak 100 persen matahari masuk ke dalam.
General Manager Menara Danareksa Rika Rachmawati Rasyid menjelaskan bahwa sinar matahari yang masuk ke dalam gedung hanya sebesar 70 persen, sedangkan 30 persen lainnya sudah terserap pada cage tersebut.
“Gedung kami dirancang sedemikian rupa dengan design cage yang tidak hanya memiliki filosofi designnya namun juga dengan alasan khusus untuk memblokir cahaya matahari agar tidak terserap keseluruhannya, namun penyerapan ke dalamnya hanya sekitar 70 persen. 30 persen sisanya sudah terblokir di luar cage. Hal ini juga sekaligus menjadi manfaat untuk energy cost. Sehingga, tenant-tenant dalam pemakaian listrik dan AC-nya bisa lebih saving,” ujarnya.
Selain itu, warna putih dipilih sebagai cat sebagian besar bangunan. Warna putih merupakan reflektor yang baik terhadap panasnya matahari, sehingga dapat menjaga suhu di dalam tetap sejuk. Hal tersebut tentunya dapat meminimalisir penggunaan air conditioner (AC).
Dari segi penerangan, Menara Danareksa menggunakan lampu hemat energi, LED (light emitting diodes) yang sudah dipasang sensor BAS (Building Automation System). Lampu dengan sensor BAS ditempatkan pada beberapa area publik, sehingga lampu akan menyala dan padam secara otomatis jika tempat tersebut tidak digunakan.
Tidak hanya itu, keran di setiap wastafel juga dilengkapi dengan sensor BAS agar tidak ada air yang terbuang sia-sia. Begitu pula dengan penggunaan flush toilet yang di-setting low-flush.
Konsep green building ini tentu berpengaruh pada tenant-tenant yang ada. Rika bercerita bahwa ada salah satu tenant F&B yang biaya penggunaan listriknya berkurang cukup besar.
“Di tempat lain dengan luasannya yang sama, tagihan listrik bulanan bisa mencapai lebih dari dua kali lipat untuk penggunaan listrik di luasan area yang sama. Ketika membuka usaha di Menara Danareksa, tagihan listrik bulanannya tidak sampai 50 persen jika dibandingkan dengan usaha F&B yang dilakukan di tempat sebelumnya. Sehingga sempat terbit pertanyaan apakah benar mereka bisa mensaving sebegitu banyaknya biaya listrik, atau ada kesalahan dalam tagihan,” ucap wanita yang sudah 17 tahun berkarier di industri hospitality.
Dia melanjutkan, setelah melakukan pengecekap lebih lanjut tenant tersebut dapat terkonfirmasi bahwa benar mereka sudah menghemat hampir 60 persen biaya listrik per bulan dibandingkan pada tempat lain.
Selain hemat energi, Menara Danareksa juga mengolah limbah agar bisa digunakan kembali. Salah satu contohnya adalah limbah air yang didaur ulang untuk menyiram tanaman di vertical garden.
“Kemudian, seperti dalam pengolahan air limbah. Air limbah kita daur ulang, kan kita punya STP, kita pakai sand filter sama karbon. Nah, jadi airnya kita bisa pakai lagi untuk siram tanaman di vertical garden. Jadi, memang sangat amat berhasil menurut saya untuk green building di sini,” tutur Rika.
Tidak hanya gedung yang ramah lingkungan, sebagian besar karyawan Menara Danareksa juga memilih menggunakan transportasi umum untuk ke kantor. Selain untuk mengurangi polusi udara, saat ini kualitas transportasi umum sudah semakin baik dan letak halte busway, serta stasiun MRT dekat kantor, sehingga hal tersebut menjadi alasan para karyawan memilih menggunakan transportasi umum.
Kisah Sukses General Manager Menara Danareksa Rika Rachmawati Rasyid
Kesuksesan Menara Danareksa tentu tidak luput dari ketangguhan Rika Rachmawati Rasyid sebagai General Manager. Di bawah kepemimpinannya, Menara Danareksa telah berhasil mencapai occupancy di 80 persen dalam waktu kurang dari satu tahun dan dipercaya menyelenggarakan beberapa acara-acara besar, seperti wedding maupun meeting dari beragam instansi swasta dan pemerintah.
Hingga saat ini, Rika sudah hampir 17 tahun berkarier di industri hospitality. Sebelum memimpin Menara Danareksa, dirinya telah malang melintang di berbagai hotel terkemuka di Indonesia, seperti Hotel Shangri, Ritz Carlton, hingga JW Marriott.
Ketika bekerja di hotel, dia mengaku pernah membuat target untuk menjadi seorang GM di usia 40 tahun dan saat ini sudah berhasil tercapai.
“Jadi, pada saat awal karir saya di Shangri La itu saya berpikir, target jangka panjang saya adalah menjadi GM dan target yang saya tetapkan pada saat itu adalah di umur 40. Dengan berjalannya waktu, Alhamdulillah impian saya bisa dicapai persis di umur 40 tahun, di mana saya mendapatkan kepercayaan untuk menjadi GM di Menara Danareksa dan tentu saja saya mengambil kesempatan baik tersebut,” ucapnya.
Meski menjadi seorang wanita karier, Rika tetap dekat dengan ketiga anak lelakinya. Dia bercerita bahwa menerapkan rumus “tujuh kali tiga” dari Ali bin Abi Thalib untuk mendidik anak-anaknya. Selain itu, komitmen yang dia ambil, yaitu Sabtu dan Minggu menjadi hari bersama keluarga, tanpa melakukan kegiatan lainnya.
Ketika ditanya alasan nyaman berada di industri hospitality hingga puluhan tahun, wanita berusia 40 tahun ini mengaku jika dirinya senang bertemu, berkomunikasi, dan melayani orang dengan baik.
“Jadi begini, saya pertama kali berkarir di Shangri La Hotel. Saya menyadari bahwa ternyata saya sangat menikmati pekerjaan ini dimana saya bisa bertemu banyak orang dan memperluas wawasan. Dan ketika kita bisa berkomunikasi serta melayani orang dengan baik, feedback yang saya terima dengan kepuasan pelangganlah yang akhirnya makin membuat saya jatuh cinta dengan hospitality industry,” tuturnya.
Meski saat ini Menara Danareksa sudah unggul dengan konsep dan berbagai fasilitas yang mumpuni, hal tersebut tidak menjadikan Rika langsung berpuas diri. Dia terus membuat inovasi untuk membuat Menara Danareksa semakin berkembang, salah satu contohnya adalah dengan menjadikan Menara Danareksa sebagai financial business district.
Editor: Rizqa Leony Putri