Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Apakah Pajak Mobil Hybrid Lebih Mahal daripada Mobil Listrik? Ini Penjelasannya
Advertisement . Scroll to see content

Vale Indonesia Siap Suplai Nikel untuk Bahan Baterai Mobil Listrik

Selasa, 28 Agustus 2018 - 22:11:00 WIB
Vale Indonesia Siap Suplai Nikel untuk Bahan Baterai Mobil Listrik
ilustrasi. (Foto: Okezone.com)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) siap mendukung rencana pemerintah mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia. Perseroan siap menyuplai nikel yang bisa digunakan bahan baku baterai kendaraan listrik.

Presiden Direktur Vale Indonesia, Nico Canter mengatakan, perusahaan saat ini memiliki tambang bijih nikel di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara yang bisa digunakan untuk baterai kendaraan listrik.

Dia menjelaskan, tidak semua bijih nikel bisa digunakan untuk baterai kendaraan listrik. Ada dua jenis nikel, nikel kelas dua yang digunakan untuk baja dan stainless steel serta nikel kelas satu yang bisa dipakai untuk baterai mobil listrik.

"Jadi yang di Pomalaa kalau kita sudah berjalan, itu akan menjadi salah satu bahan untuk baterai mobil listrik," kata Nico di Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Direktur Keuangan Vale Indonesia. Febriany Eddy menjelaskan, perseoran akan membangun smelter untuk mengolah dan memurnikan bijih nikel di tambang Pomalaa. Kendati demikian, hingga kini, perusahaan belum juga menemukan mitra yang tepat untuk membangun smelter.

Febriany menyebut, investasi smelter membutuhkan dana yang cukup besar. Apalagi, tambang di Pomalaa akan dijadikan bahan baku baterai mobil listrik sehingga membutuhkan teknologi yang saat ini belum ada di Indonesia. Dengan begitu, nantinya smelter di tambang Pomalaa akan menjadi pionir pengolahan nikel untuk baterai mobil listrik di Indonesia.

"Kebanyakan produksi nikel Indonesia itu, bentuknya feronikel dan NPI, ini kelas dua. Jadi tidak bisa dipakai untuk baterai mobil listrik. Nanti, prosesnya akan berbeda dengan yang sekarang ini, karena akan banyak menggunakan bleaching," ujar Febriany.

Selain Pomalaa, dia menyebut, Vale Indonesia juga berencana membangun smelter di Bahodopi, Sulawesi Tengah. Calon mitra untuk membangun dua smelter itu tengah melakukan studi kelayakan di kedua tambang di Pulau Sulawesi itu.

Febriany berharap, studi dari calon mitra bisa rampung tahun ini sehingga proses pembangunan smelter bisa segera dilakukan. Ada tiga calon mitra yang dikabarkan akan menggandeng Vale Indonesia yaitu dari Jerman, Jepang, dan China.

Dua tambang ini menjadi pertaruhan bagi Vale Indonesia karena akan berpengaruh pada nasib kontrak karya (KK) di Pomalaa dan Bahodopi. (Ulfa Arieza)

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut