Wabah PMK Terkendali, Penjualan Hewan Kurban Tahun Ini Naik 33 Persen
JAKARTA, iNews.id - Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) menyebut bahwa penjualan hewan kurban untuk Idul Adha 2023 mengalami peningkatan 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ketua Umum JAPPDI, Asnawi menuturkan, kenaikan permintaan ini karena terkendalinya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Iya tentu (ada kenaikan). Dari sisi penjualan tahun 2023 naiknya berkisar kurang lebih 33 persen dibandingkan tahun 2022 di masa pandemi PMK. Dulu, masyarakat takut terkena wabah itu," ujar Asnawi saat dihubungi iNews.id, Rabu (21/6/2023).
Dia menambahkan, harga hewan kurban tahun ini mengalami kenaikan 10 persen per kilogram (kg) dari tahun sebelumnya.
Sebagai gambaran, pada tahun lalu, sapi 300 kg dari Bali sampai ke Jakarta dijual hanya Rp15,9 juta. Dengan perhitungan 300kg x Rp53.000 per kg = Rp15,9 juta. Namun, tahun ini ada kenaikan Rp10.000 menjadi Rp63.000 per kg, sehingga 300kg x Rp63.000 per kg = Rp18,9 juta.
"Jadi gitu perhitungannya. Masyarakat yang beli tinggal dikalkulasikan saja sesuai dengan bobot hewannya," ucap Asnawi.
"Tapi perlu diketahui juga, harga tiap tempat berbeda-beda. Rp63.000 itu patokannya, bisa juga pedagang yang jual per kilonya itu di rentang Rp65.000-Rp70.000 per kg," sambungnya.
Kemudian, Asnawi mengatakan, kenaikan ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya pembatasan kuota masuk sapi ke provinsi lain. Kedua, adanya pengetatan arus lalu lintas kendaraan yang membawa sapi dari daerah luar provinsi.
"Tahun lalu kan ada PMK, makanya sekarang jadi berkurang kuotanya. Karena sapi-sapi yang masuk ke provinsi lain itu di seleksi. Terus juga arus lalinnya ketat. Sapi-sapi yang masuk ke daerah lain harus dilengkapi dokumen yang menandakan bahwa sapi tersebut sudah tervaksin 3 kali. Lalu ada uji lab atas darah sapi juga. Tujuannya mencegah dari penyebaran PMK. Faktor kesehatan itu menjadi sebab kenaikan," tuturnya.
Editor: Aditya Pratama