Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Siapa Pemilik Saham CDIA? Ternyata Ini Sosoknya
Advertisement . Scroll to see content

Wall Street Pekan Ini Dibayangi Berakhirnya Siklus Kenaikan Suku Bunga The Fed

Senin, 18 September 2023 - 07:18:00 WIB
Wall Street Pekan Ini Dibayangi Berakhirnya Siklus Kenaikan Suku Bunga The Fed
Wall Street pekan ini dibayangi sentimen kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan segera berakhir. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Perdagangan di Bursa Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada pekan ini, akan dibayangi berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve atau The Fed

Analis menilai secara umum kondisi tersebut merupakan saat yang tepat bagi investor untuk mengoleksi saham-saham potensial, meskipun ada sentimen negatif prospek perekonomian yang tidak menentu dan valuasi yang melebar. 

Mengutip Reuters, Senin (18/9/2023), The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan yang berlangsung Rabu (20/9/2023), setelah menaikkan biaya pinjaman sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022. 

Banyak investor percaya bahwa pembuat kebijakan kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut, sehingga mengakhiri siklus pengetatan kebijakan moneter bank sentral yang paling agresif dalam beberapa dekade terakhir.

Jika perkiraan itu benar, maka saham bisa saja bersiap untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan. Setelah enam periode pengetatan kredit The Fed terakhir, S&P 500 (.SPX) naik rata-rata 13 persen dari kenaikan suku bunga terakhir hingga pemotongan pertama pada siklus berikutnya, berdasarkan analisis yang dilakukan oleh firma riset keuangan CFRA.

Di sisi lain, investor yang berpandangan bearish mengatakan bahwa hanya masalah waktu saja sebelum suku bunga yang lebih tinggi akan memperketat kondisi perekonomian dan menyebabkan penurunan. 

Indeks S&P 500 sudah naik lebih dari 16 persen tahun ini, sebagian dibantu oleh perekonomian AS yang tetap tangguh dalam menghadapi suku bunga yang lebih tinggi.

"Pasar mungkin akan sedikit terhibur jika siklus kenaikan suku bunga The Fed berakhir," kata Brent Schutte, kepala investasi di Northwestern Mutual Wealth Management Company.

Meski demikian, Schutte menilai perekonomian AS belum sepenuhnya akan terhindar dari resesi dan hal tersebut akan menentukan arah pergerakan saham.

Meskipun sebagian besar investor yakin resesi tidak mungkin terjadi pada tahun 2023, perlambatan tahun depan masih mungkin terjadi bagi sebagian pelaku pasar. Salah satu sinyal resesi yang mengkhawatirkan adalah kurva imbal hasil Treasury yang terbalik, sebuah fenomena pasar yang mendahului penurunan di masa lalu.

The Fed akan memberikan pernyataan kebijakannya pada hari Rabu, dengan kemungkinan 97 persen bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, menurut CME FedWatch Tool, yang melacak pertaruhan pada kontrak berjangka yang terkait dengan suku bunga kebijakan bank sentral. 

Para trader melihat sekitar dua dari tiga kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada bulan November.
Peluang untuk bulan Desember menunjukkan sekitar 60 persen suku bunga bertahan pada level saat ini.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut