Wamenparekraf Angela Pastikan Perizinan Event Akan Berbasis Digital
JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti proses perizinan event yang tergolong lama. Padahal, Indonesia berpotensi besar menjadi pusat bagi terselenggaranya konser musik atau kegiatan meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE) bertaraf internasional.
Jokowi menuturkan, tahun ini akan ada sekitar 3.000 event olahraga dan seni yang diselenggarakan di Indonesia. Besarnya angka tersebut, tentu dapat membawa dampak positif dari segi ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan dan promosi pariwisata.
Untuk itu, Jokowi meminta jajaran kepolisian dan kepala daerah untuk memberikan izin event secara cepat dan mudah, sehingga pihak penyelenggara dapat mempersiapkan acara dengan matang.
“Karena problemnya setelah saya ketemu beberapa event organizer (EO), problemnya kecepatan memberikan izin sangat kurang. Izin baru diberikan 2 hari sebelum hari H acara, saya sudah perintahkan kepada Kapolri, izin sudah harus keluar minimal sebulan, syukur bisa 2 bulan sebelumnya sudah dikeluarkan. Supaya yang punya acara bisa mempromosikan dengan baik,” ujar Jokowi dalam Rakernas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Balikpapan, Kamis (23/2/2023).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo berharap sistem digitalisasi perizinan event bisa segera diterapkan. Dia juga memastikan proses perizinan acara ke depannya akan berbasis digital dan memiliki standar penyelenggaraan acara berkualitas.
“Arahan dari Bapak Presiden Jokowi bahwa kita harus mendigitalisasi perizinan event kedepannya. Kita harapkan bersama event ini lebih transparan, lebih nyaman, lebih cepat sehingga suatu saat semua event bisa diselenggarakan dengan lebih rapi.” ucap Angela dalam Indonesia Event Management Summit Jakarta, dikutip, Kamis (23/2/2023).
Angela juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi memperbaiki ekosistem event tanah air. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat kegiatan seperti konser musik, olahraga dan MICE.
“Saya titip terakhir untuk kawan-kawan disini adalah bagaimana kita semua stakeholders yang disini untuk bisa mulai merapikan dari sisi standarisasi penyelenggara events. Itu tanggung jawab kita bersama karena kita ingin event-event yang dilaksanakan di negara ini, Indonesia, tidak mencoreng nama Indonesia,” tuturnya.
Editor: Aditya Pratama