Waskita Karya Resmi Jual Tol Cibitung-Cilincing, Kantongi Rp2,44 Triliun
 
                 
                JAKARTA, iNews.id - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) resmi menjual seluruh saham di Jalan Tol Cibitung-Cilincing dan mengantongi Rp2,44 triliun.
Penjualan saham tersebut dilakukan melalui PT Waskita Toll Road (WTR), anak usaha Waskita Karya, dengan mengalihkan seluruh kepemilikan saham WTR di PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTPPT) kepada PT Akses Pelabuhan Indonesia (API).
 
                                Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), WTR menjual 1,38 juta saham dengan total nominal Rp2,44 Triliun triliun yang mewakili kepemilikan saham sebesar 55 persen di CTPPT kepada API.
"WTR telah menjual, mengalihkan, dan menyerahkan seluruh kepemilikan saham dalam CTPPT kepada API sebagai pembeli dengan harga pengalihan sebesar Rp2,44 triliun," bunyi penjelasan Waskita Karya, seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat (8/10/2021).
WTR dan API telah menandatangani Akta Jual Beli Saham CTPPT pada 1 Oktober 2021, di Jakarta. Berdasarkan akta tersebut, WTR dan API menyetujui dan menyepakati harga pengalihan atas piutang atas bunga senilai Rp40,48 miliar dipotong pajak penghasilan atas bunga sebesar Rp6,07 miliar, sehingga jumlah yang nantinya dibayarkan oleh API kepada WTR sebesar Rp34,41 miliar.
Nilai transaksi jual beli saham adalah 16,21 persen dari ekuitas WSKT sebesar Rp16,49 triliun per Maret 2021, dan nilai transaksi ini adalah 12,22 persen dari ekuitas WTR sebesar 21,87 triliun sebagaimana terlihat dari laporan konsolidasi WTR untuk tahun yang berakhir pada Maret 2021.
Manajemen WSKT menjelaskan, latar belakang dilakukan transaksi antara WTR dengan CTPPT adalah untuk menunjang rencana aksi korporasi yang akan dilakukan oleh WTR sebagai pemegang saham CTPPT.
"Dengan adanya transaksi tersebut diharapkan WTR dapat memaksimalkan kinerja usahanya dan diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi Perseroan sebagai pemegang saham WTR," tulis manajemen Waskita Karya dalam keterbukaan informasi BEI.
Editor: Jeanny Aipassa